Jawaban:

1. Unsur batin dalam puisi tersebut adalah rasa kagum dan keindahan yang dirasakan penulis terhadap awan. Ia melihat awan sebagai sebuah keajaiban alam yang tebal, tipis, dan beredar di mana-mana. Awan dipuja oleh penulis karena ia melambangkan kecantikan dan kebesaran alam semesta.
2. Gaya bahasa (majas) yang digunakan dalam larik puisi tersebut adalah metafora, personifikasi, anaphora, dan repetisi. Metafora terlihat pada "Kau bagai kapas di angan" dan "Awan itu juga terlihat di angkasa" yang menggambarkan awan sebagai kapas di angan dan bayangan di lautan. Personifikasi terdapat pada "Bayanganmu terlihat diair lautan" yang menggambarkan bayangan awan di lautan. Anaphora terlihat pada pengulangan kata "awan" dan repetisi pada pengulangan kata "tebal" dan "indah".
3. Puisi tersebut menggambarkan keindahan dan kebesaran alam semesta melalui kehadiran awan. Penulis melihat awan sebagai keajaiban alam yang tebal, tipis, dan beredar di mana-mana. Keindahan awan membuat penulis terpukau dan merasa kagum akan kebesaran alam semesta. Selain itu, puisi ini juga mengajarkan kita untuk menghargai keindahan alam dan merenungkan betapa luas dan indahnya ciptaan Tuhan.