Berikut ini adalah pertanyaan dari kmilah7302 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Cerita Asal Mula Bunga Kemuning adalah salah satu cerita rakyat Nusantara yang berasal dari wilayah Riau. Cerita ini mengisahkan tetnagn asal-usul salah satu bunga yaitu bunga kemuning yang dikaitkan dengan sebuah peristiwa di lingkungan kerajaan yang terjadi pada masa lalu. Dalam sastra Indonesia, cerita rakyat tergolong sebagai cerita fiksi karena kebenarannya tidak dapat kita buktikan.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyajikan karakter dari setiap tokoh dalam cerita "Asal Usul Bunga Kemuning". Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
TOKOH DAN KARAKTER
Para putri saudari Putri Kuning: Nakal
Bukti:
- Sembilan orang putri tampak coreng-moreng dengan kecap, dan taburan tepung di rambutnya. Mereka tertawa cekikikan, lalu kabur dari dapur, dan berkubang di danau dekat istana.
Para pelayan: sabar
Bukti:
- “Seandainya mereka bersembilan itu punya sifat yang baik seperti adik bungsunya, pasti kita bisa bekerja dengan tenang,” kata seorang pelayan lelaki yang sibuk mengepel lantai.
Putri Jambon: nakal
Bukti:
- Putri Jambon adalah si sulung. Nakalnya minta ampun. Dialah yang selalu memimpin adik-adiknya menjahili semua warga istana.
Raja: mengasihi anak-anaknya
Bukti:
Di hari yang lain, Raja pamit hendak pergi jauh. Ia menanyai anaknya satu per satu, benda yang mereka inginkan sebagai oleh-oleh.
Putri Kuning: sederhana
Bukti:
“Aku hanya ingin Ayah kembali dengan sehat dan selamat,” jawabnya.
Putri Hijau: iri hati
Bukti:
Suatu hari ketika Putri Hijau melihat kalung Putri Kuning yang indah, ia iri dan ingin memilikinya. Ia menghasut kakak-kakaknya agar membantu merebut kalung itu.
Sebagai rujukan, berikut kakak sertakan teks yang dimaksud oleh soal.
Suatu hari, dapur istana sangat berantakan. Isi panci tumpah, tempat sampah di atas meja, tepung berserakan, dan cipratan saus rata memenuhi tembok.
“Ya Tuhaaan,” seru seorang pelayan.
Beberapa pelayan perempuan dan lelaki datang. Wajah mereka melongo melihat keadaan dapur istana. Sembilan orang putri tampak coreng-moreng dengan kecap, dan taburan tepung di rambutnya. Mereka tertawa cekikikan, lalu kabur dari dapur, dan berkubang di danau dekat istana.
Selalu begitu setiap hari. Ada saja ulah sembilan putri yang membuat seluruh pelayan istana kelabakan. Mulai mencorat-coret dinding istana, mencabuti bunga di taman, hingga membasahi lantai aula untuk main perosotan.
“Bandel sekali mereka!” gerutu salah satu pelayan sambil menggosok dinding dapur.
“Seandainya mereka bukan putri raja, pasti sudah kujewer satu-satu telinganya!” sungut pelayan lain sambil menyapu tepung dan sampah yang berserakan.
“Seandainya mereka bersembilan itu punya sifat yang baik seperti adik bungsunya, pasti kita bisa bekerja dengan tenang,” kata seorang pelayan lelaki yang sibuk mengepel lantai.
Ya. Sembilan putri raja yang nakal itu memiliki seorang adik bungsu yang baik hati. Putri Kuning namanya. Sang Ayah memberinya nama dengan warna, agar mudah mengenali anaknya. Putri-putrinya yang lain bernama Putri Jambon, Putri Hijau, Putri Biru, Putri Nila, Putri Kelabu, Putri Oranye, Putri Merah Merona, dan Putri Ungu.
Putri Jambon adalah si sulung. Nakalnya minta ampun. Dialah yang selalu memimpin adik-adiknya menjahili semua warga istana.
Mereka menjadi sangat nakal, karena tidak memiliki seorang ibu. Permaisuri Werana telah meninggal dunia saat melahirkan Putri Kuning. Sementara, Raja sering pergi ke luar kerajaan dengan berbagai urusan. Putri-putri dirawat oleh inang istana. Namun, inang-inang yang merawat tidak mampu mengendalikan kenakalan mereka. Mereka hanya patuh bila sang Ayah sedang di istana.
Waktu itu, Putri Kuning sedang membantu membersihkan taman istana. Dia menyapu daun kering yang berguguran. Tiba-tiba, sembilan kakaknya melintas dan menendang daun kering yang sudah susah-payah dikumpulkan. Mereka tertawa terbahak-bahak sambil mengejek adiknya.
“Lihatlah, kita punya pelayan baru!”
Putri Kuning diam. Ia tahu, tidak ada gunanya melawan kakak-kakaknya.
Di hari yang lain, Raja pamit hendak pergi jauh. Ia menanyai anaknya satu per satu, benda yang mereka inginkan sebagai oleh-oleh.
“Aku mau baju sutera,” kata Putri Jambon.
“Aku mau gelang emas,” sahut putri Merah Merona.
Sembilan putri saling berebut menyebutkan keinginannya.
“Kalau kamu, Kuning?” tanya Raja melihat Putri Kuning yang diam saja.
“Aku hanya ingin Ayah kembali dengan sehat dan selamat,” jawabnya.
Raja bahagia mendengar kata-kata anak bungsunya itu. Ia mengelus rambut putri Kuning sebelum berangkat. Saudara-saudaranya makin membencinya.
Beberapa hari kemudian, Raja pulang membawa oleh-oleh untuk sepuluh putrinya.
...
Pelajari lebih lanjut
Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang watak tokoh:
Detil jawaban
Kelas: IX
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Bab; Bab 15 - Unsur intrinsik dan ekstrinsik
Kode kategori: 9.1.15
Kata kunci: sifat, karakter, tokoh, kalimat, menunjukkan, bukti, cerita, asal mula bunga kemuning
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh josuasonakmalel dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 19 Jun 19