Jawaban:Selamat pagi teman-teman sekalian. Pernahkah teman-teman melihat berita di televisi mengenai pertikaian para anggota dewan ketika sedang rapat? Bagaimana perasaan teman-teman melihat para anggota dewan yang telah dipilih oleh orangtua kita melakukan hal tersebut? Mungkin sebagian dari kita tidak peduli karena permasalahan seperti itu bukan urusan kita, bukan urusan pelajar. Tetapi bagi sebagian yang peduli, permasalahan seperti ini adalah contoh yang tidak baik bagi kita penerus bangsa.

Teman-teman yang saya hormati,

Sejak SD kita telah diajarkan untuk bermusyawarah dalam mengambil keputusan. Contoh paling sederhana adalah memilih ketua kelas. Meski hanya sederhana, kita diajarkan untuk memiliki tanggung jawab atas berpendapat dan menerima keputusan. Dari hal-hal sederhana inilah kita kemudian terbiasa untuk mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, bukan untuk diri sendiri atau satu pihak saja.

Tanpa kita sadari, musyawarah menjadi bagian dari kehidupan sosial kita. Jadi, merupakan hal yang aneh ketika melihat orang yang telah kita pilih dan dianggap dewasa saling melemparkan kursi dan baku hantam karena tidak menyetujui keputusan yang ada. Mereka seakan-akan lupa bahwa keputusan yang diambil pasti untuk kebaikan bersama, meski membutuhkan waktu yang lama untuk menyatukan pendapat.

Teman-teman yang saya hormati,

Oleh karena itu, marilah kita selalu mementingkan kepentingan bersama dalam bermusyawarah. Semakin banyak pendapat bukan berarti kita tidak menemukan keputusan bersama. Perbedaan inilah yang kemudian dijadikan satu dan dengan penuh tanggung jawab dilakukan oleh setiap anggota masyarakat. Kita masyarakat Indonesia yang memiliki banyak perbedaan dari beraneka macam latar belakang, dan tentu saja, musyawarah mencapai mufakat menjadi salah satu sarana untuk mempersatukan bangsa Indonesia.

Penjelasan:semoga membantu