Contoh teks persuasi tentang kesenian beserta strukturnya

Judul: Cerdas Memilih Pemimpin

Pengenalan Isu

Indonesia merupakan negara yang dilandasi dengan demokrasi pada saat memilih pemimpinnya.

Salah satu mekanisme dalam pemilihannya yaitu lewat pemilihan umum serta pemilihan kepala daerah.

Lantas siapa disini yang memilih? Tentunya adalah kita sebagai rakyat Indonesia yang akan menentukan siapa yang nanti akan memimpin kita.

Oleh karena itu, sudah menjadi sebuah kewajiban untuk kita guna mengetahui siapa saja calon pemimpin yang akan melakukan aspirasi masyarakat demi untuk kemajuan bangsa.

Rangkaian Argumen

Bagaimana tidak, baik presiden ataupun kepala daerah yang nantinya berhasil terpilih setidaknya akan menentukan bagaimana nasib bangsa selama empat tahun kedepan.

Apabila kita tak bisa memilih secara tepat, maka akan dampaknya juga bisa kita rasakan.

Lantas bagaimana untuk dapat memilih pemimpin yang tepat? Pilihkan dengan cerdas.

Yang artinya nanti kita harus memilih calon pemimpin dengan latar belakang baik, riwayat pengalaman yang teruji, sampai visi & misi yang terarah serta objektif untuk kebaikan negara.

Lewat cara itulah, nantinya kita bisa memastikan jika calon pemimpin akan membawa perubahan yang besar serta positif pada kehidupan bangsa.

Pernyataan Ajakan

Marilah memilih pemimpin secara cerdas dengan mengabaikan perasaan subjektif seperti hanya menyukainya saja terlebih lagi sebab adanya dorongan orang lain .

Evaluasi objektif sendiri merupakan cara yang jauh lebih baik dibandingkan hanya dengan mengandalkan omongan manis / ajakan orang lain saja.

Terutama di dalam dunia politik merupakan dunia yang hanya manis di depan tetapi getir serta menghanyutkan di belakang.

Pilihlah pemimpin lewat analisis serta penilaian yang efektif dengan cara mengenal apa yang sempat ia kerjakan, apa yang dapat ia kerjakan, serta apa yang bisa ia bawa di dalam kehidupan bangsa.

Penegasan Kembali

Hindarilah beragam pemberitaan yang tak bertanggungjawab dimana menyatakan sebuah hal yang mengherankan terkait berita politik.

Terlebih lagi jika sumber yang diambil merupakan media sosial / media pemberitaan yang sumbernya tidak jelas.

Jangan hanya kita membaca judulnya saja namun tidak membandingkan dengan sumber yang lain.

Hoax bisa saja dengan mudah menepiskan pilihan objektif kita sebagai pemilih cerdas.

Sebagai pemilih cerdas, maka kita akan selalu mengevaluasi objektif pada calon pemimpin serta partai yang mengusungnya.

Mulai waktu sekarang ini, marilah kita cerdas dalam memilih.