Contoh cerpen kehidupun remaja yang tidak mempunyai orang tua dan

Berikut ini adalah pertanyaan dari AdityaMayu369 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Contoh cerpen kehidupun remaja yang tidak mempunyai orang tua dan harus mengurus adiknya

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Buatlah cerpen yang mengangkat kehidupan remaja di daerahmu. Tokoh remaja yang tidak memiliki orangtua namun harus mengurus adiknya. Bagaimana caranya sekolah, mencari nafkah, dan mengurus adiknya. Suatu saat adiknya minta dibelikan kue dan es krim di hari ulang tahunnya. Ia ingin membuat adiknya bahagia namun tidak punya uang untuk memenuhi permintaan adiknya. Apa yang harus dilakukannya? Masalah apa yang terjadi? Bagaimana akhir ceritamu? Sebelum iru tentukan pula pesan apa yang ingin kamu sampaikan: kerja keras, kejujuran, percaya kepada Tuhan, atau kasih sayang. Jika menemukan ide lain yang menurutmu menarik. Konsultasikan dengan gurumu untuk disetujui.

Jawaban

Pendahuluan

Pesan yang ingin saya sampaikan: kejujuran

Pembahasan

Judul: KUE ULANG TAHUN BUAT ADIK

Matahari masih belum tampak di ufuk timur. Dito mengambil tasnya dan bergegas mengeluarkan sepeda butut peninggalan ayahnya. Dengan tergesa-gesa ia mengayuh sepedanya ke rumah Pak Rahmat, untuk mengambil jatah koran yang ia loperkan.  

Sambil mengayuh sepedanya, ia teringat ibu bapaknya yang telah meninggal setahun yang lalu. Kedua orangtuanya sedang mendorong gerobak sampah di dekat rumah di pagi buta dan tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang hingga menabrak ibu bapaknya, dan kemudian mobil itu menabrak dinding jembatan layang karena mengantuk katanya. Sejak itulah Dito berusaha mengurus adiknya sendiri.

Beberapa kali Dinas Sosial datang untuk membawa Dito dan Retno ke panti asuhan. Tetapi karena dipisahkan, Dito dan Retno melarikan diri dari kantor Dinas Sosial. Berhari-hari mereka tinggal di jalan, hingga akhirnya Dito kembali ke rumah dan memohon kepada warga kampung agar tidak melaporkan mereka ke Dinas Sosial. Dan warga menyetujuinya.

Setelah mengambil koran dan mengantarkannya, Dito kembali ke rumah. Dilihatnya Retno sudah bangun dan telah mengenakan seragam. Tetapi wajah Retno terlihat sedih.  

“Wah, sudah cantik kok masih cemberut? Maafkan Kakak ya, tadi tidak sempat membangunkan,” kata Dito sambil menarik handuk, siap-siap mandi.

“Kak, tahu tidak sekarang tanggal berapa?” tanya Retno pelan.

Dito menatap kalender yang juga sedang dilihat oleh Retno. “Tanggal 27 ya?”

“Kakak lupa ya hari ini hari apa?” Tanya Retno.

Dito terdiam sebentar, berpikir. “Sebentar ya, Kakak mandi dulu.”

Sebenarnya Dito ingat hari ini hari apa. Tetapi ia berpura-pura lupa. Ia tahu hari ini adalah hari ulang tahun Retno. Dan biasanya Retno meminta dibelikan kue dan es krim kepada ibu. Dada Dito terasa sesak. Ia belum punya uang sama sekali. Bayaran loper koran baru akan dibayarkan 3 hari lagi.

Begitu Dito keluar dari kamar mandi, “Oh Kakak ingat. Ulang tahun Retno ya? Selamat ulang tahun ya adikku sayang. Semoga sehat selalu dan tambah pintar.”

“Retno ingin kue dan es krim, Kak, yang biasanya Ibu belikan,” kata Retno merengek.

Dito terdiam sambil mengenakan seragamnya. Otaknya berputar-putar mencari alasan.

“Hmmm.. Nanti pulang sekolah kita beli es krim-nya ya. Sekarang sekolah dulu.”

“Sungguh ya Kak?” kata Retno smabil tersenyum.

Dito mengangguk pelan.

Hari ini Retno pulang lebih siang daripada Dito karena ada les. Dito mengayuh sepedanya di pasar. Dilihatnya sebuah toko yang memajang kue ulang tahun dari etalasenya. Dito melihat kue tersebut, dan, harganya satu buah kue bisa buat membeli 5 kilogram beras, batin Dito. Ia melihat toko itu sepi. Tiba-tiba berkelebat niat jahat di benaknya. Ia masuk ke dalam toko dan mengambil sebuah kue.

Dito berlari sekencang-kencangnya hingga sampai di depan rumahnya. Sepedanya tertinggal di toko kue itu.

Ternyata di depan rumahnya, sudah menunggu pemilik toko dan beberapa warga.

“Dito, kamu mengambil kue di toko Pak Ujang tanpa ijin ya?” tanya pak RT.

“Bukan, Pak. Bukan saya yang ambil,’ kata Dito gagap.

“Nah itu apa yang kamu pegang,” tanya Pak Ujang.

“Maafkan saya, Pak. Retno ulang tahun hari ini. Saya tidak punya uang, Pak. Saya tidak tega mendengarkan rengekannya, Pak. Ini ulang tahunnya yang pertama tanpa ibu bapak, Pak,” kata Dito hampir menangis.

“Tetapi bukan begitu caranya, Dito. Kami setuju untuk menjaga kamu dan adikmu di kampung ini. Dan kami sudah menganggap kamu seperti anak-anak kami,” kata Pak RT.

“Maafkan saya, Pak Ujang, Pak RT. Maafkan saya yang tidak tahu diri ini,” kata Dito menangis.

“Ya sudah. Bawalah kue itu untuk Retno, asal kamu tidak mengulanginya lagi,” kata Pak Ujang.

“Terima kasih, Pak Ujang. Tetapi bolehkah saya meminta tolong? Tolong jangan cerita ke Retno tentang perbuatan saya ini ya, Pak,” kata Dito memohon.

“Tenang saja. Kami tahu bagaimana kamu berusaha menjaga adikmu selama ini. Jagalah dengan baik ya,” kata bapak-bapak itu sambil beranjak pergi.

Pelajari lebih lanjut

Untuk cerpen yang sejenis dengan pesan kasih sayang dapat dilihat di: yomemimo.com/tugas/17545557

-----------------------------

Detil Jawaban

Kelas: IX

Mapel: Bahasa Indonesia

Bab: Menyusun Cerita Pendek (Bab 3)

Kode: 9.1.3

Kata Kunci: teks cerpen, menulis cerpen dengan pesan kejujuran

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh gumantinr dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 10 Dec 18