mengapa Liem Swie King dinilai sebagai sosok yang rendah hati​

Berikut ini adalah pertanyaan dari virnabuluati00 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Mengapa Liem Swie King dinilai sebagai sosok yang rendah hati​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Jakarta (ANTARA News) - Meski sudah sejak 21 tahun silam meninggalkan dunia bulutangkis, kecintaan Liem Swie King terhadap olahraga ini tidak pernah pudar.

Di sela-sela kesibukan mengurus usaha hotel dan spa, King mengaku masih suka bermain bulutangkis dan sesekali mengunjungi klub lamanya, PB Djarum, di Kudus, Jawa Tengah.

Juara All England tiga kali ini mengaku sulit melepaskan diri dari bulutangkis karena memiliki kenangan pahit dan manis ketika meniti karir di masa mudanya.

Lahir di Kudus, 28 Februari 1956, King adalah anak dari keluarga yang membuka usaha reparasi sepeda di kota kelahirannya. Seperti kebanyakan masyarakat disana, ayah dan kakaknya juga menyukai bulutangkis. Bisa dikatakan, dia memang sudah mengenal olahraga ini sejak kecil.

"Saya tidak ingat usia berapa persisnya mulai suka bermain bulutangkis, saya hanya ingat sering berlatih di lapangan belakang rumah," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (9/6).

King menyatakan motivasi awal dia bermain bulutangkis adalah ayahnya yang sangat keras dan disiplin mendidik dia dan kakaknya. Ayahnya akan marah bila dia kalah dalam satu pertandingan kejuaraan junior. Hal inilah yang memacunya untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam bulutangkis.

Namun, di klub PB Djarum-lah karir profesionalnya sebagai atlet dimulai. Pada 1972, King meraih meraih gelar juara tunggal putra junior Piala Munadi.

Pada 1973 ketika usianya baru 17 tahun, ia menjadi juara kedua Pekan Olahraga Nasional. Setelah itu, King direkrut masuk pelatnas dan ia pun meraih juara pada kejurnas 1974 dan 1975.

Tiga tahun kemudian, tepatnya 1978, King yang berusia 20 tahun menjuarai All England setelah mengalahkan Rudi Hartono di babak final. Kemudian dia memenangi gelar itu lagi sebanyak dua kali, yakni pada 1979 dan 1981.

"Bagi saya, mengalahkan Rudy di All England adalah prestasi terbaik karena saya sangat mengidolakan dia," katanya.

Selama karirnya, King dikenal memiliki senjata pamungkas yang menjadi ciri khasnya, yakni pukulan smash yang dilakukan sambil meloncat dan kemudian terkenal dengan sebutan "jumping smash" atau "King Smash".

Disinggung mengenai hal ini, Lim menjawab dengan rendah hati bahwa pukulan itu baginya sama seperti pemain lain. "Wartawanlah yang mempopulerkannya dan memberi julukan King Smash pada saya" ungkapnya sambil tertawa.

Menurutnya, dia memang memiliki tipe permainan menyerang dan cepat. Maka dari itu, smash dengan meloncat akan membuatnya mengambil bola lebih cepat dan mematikan langkah lawan.

Selain turnamen individu, Lim juga ikut menyumbangkan kemenangan tim putra Indonesia dalam kejuaraan Piala Thomas 1976, 1979 dan 1984.

Pengusaha Griya Pijat

Sejak 1988, King secara resmi mundur sebagai pemain bulutangkis dan memilih membantu mertuanya menjalankan bisnis hotel keluarga di Jalan Melawai, Jakarta Selatan. Di awal karir barunya itu, dia mengaku tidak langsung bisa menyesuaikan diri karena selama ini hanya mengerti soal bulutangkis.

Penjelasan:

kebanyakan ya :'v

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh hudan9863 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 01 Jun 22