Berikut ini adalah pertanyaan dari satu23empat pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
yang lebat. Kuda itu telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu. Dia
tampak gembira karena tidak ada petani gandum yang menjaga ladangnya.
Ketika dia menuju hutan lebat, di tengah jalan kuda itu melihat sesuatu. “Itu
seperti kulit harimau,” gumam kuda itu. Kuda itu lalu mendekatinya dan ternyata
memang benar apa yang dilihatnya adalah kulit harimau yang tak sengaja
ditinggalkan oleh para pemburu harimau. Kuda itu mencoba memakai kulit harimau
itu, “Wah, kebetulan sekali, kulit harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan
kulakukan dengannya ya?”
Terlintaslah di benak kuda itu untuk menakuti binatang-binatang hutan yang
melewati dirinya. “Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering
dilalui oleh binatang hutan. Di mana ya?” tanya kuda dalam hati sambil mencari
tempat yang cocok. Akhirnya, dia menemukan semak-semak yang cukup gelap
untuk bersembunyi, lalu masuk ke dalamnya dengan menggunakan kulit harimau.
Tak lama kemudian, beberapa domba gunung berjalan ke arahnya. Kuda itu
menggumam bahwa domba-domba itu cocok dijadikan sasaran empuk kejahilannya.
Ketika domba-domba itu melewatinya, kuda itu meloncat ke arah mereka
sehingga sontak domba-domba itu kalang-kabut melarikan diri. Mereka takut dengan
kulit harimau yang dikenakan kuda itu. “Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!” teriak
salah satu domba. Kuda itu tertawa terbahak-bahak melihat domba-domba itu
pontang-panting berlari.
Setelah itu, kuda itu kembali bersembunyi di dalam semak-semak. Dia menunggu
hewan lain datang melewati semak-semak itu. “Ah, ada tapir menuju kemari, tapi
lambat betul geraknya. Biarlah, aku jadi bisa lebih lama bersiap-siap melompat!”
kata kuda itu dalam hati. Tibalah saat kuda itu meloncat ke arah tapir itu, ia terkejut
dan lari tunggang-langgang menjauhi kuda yang memakai kulit harimau itu. Kuda itu
kembali ke semak-semak sambil bersorak penuh kemenangan di dalam hatinya.
Kali ini, kuda itu menunggu lebih lama dari biasanya, tetapi hal itu tidak
membuatnya bosan. Tiba-tiba, seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor
tikus di mulutnya. Kucing itu tidak melewati semak-semak, kucing hutan itu duduk
menyantap tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar. “Ah, ternyata kucing itu tidak
melewati semak-semak ini. Biarlah aku membuatnya kaget di sana,” kata kuda itu
dalam hati. Kuda itu pun keluar dari semak-semak dan berjalan hati-hati mendekati
kucing hutan. Saat jaraknya sudah sangat dekat dengan kucing hutan, kuda itu
mengaum seperti halnya seekor harimau, tetapi rupanya dia tidak sadar bahwa
bukannya mengaum, dia malah meringkik. Mendengar suara itu, kucing hutan
menoleh ke belakang dan melihat seekor kuda berkulit harimau. Sesaat, kucing
hutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa
terbahak-bahak sembari berkata, “Saat aku melihatmu memakai kulit harimau itu,
aku pasti akan lari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan kuda, jadi aku
tidak takut, hahaha!” Kucing hutan itu juga berkata kepada kuda bahwa sampai
kapan pun, suara ringkiknya tidak akan bisa berubah jadi auman.
Kuda berkulit harimau itu melambangkan bahwa sepandai-pandainya orang
berpura-pura, suatu saat akan terbongkar juga kepura-puraannya itu. Kejujuran
merupakan sikap yang paling indah di dunia ini.
ceritakan kembali
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Kuda Berkulit Harimau
awal :Seekor kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan
yang lebat. Kuda itu telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu. Dia
tampak gembira karena tidak ada petani gandum yang menjaga ladangnya.
tiba tiba :Ketika dia menuju hutan lebat, di tengah jalan kuda itu melihat sesuatu. “Itu
seperti kulit harimau,” gumam kuda itu. Kuda itu lalu mendekatinya dan ternyata
memang benar apa yang dilihatnya adalah kulit harimau yang tak sengaja
ditinggalkan oleh para pemburu harimau. Kuda itu mencoba memakai kulit harimau
itu, “Wah, kebetulan sekali, kulit harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan
kulakukan dengannya ya?”
lalu :Terlintaslah di benak kuda itu untuk menakuti binatang-binatang hutan yang
melewati dirinya. “Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering
dilalui oleh binatang hutan. Di mana ya?” tanya kuda dalam hati sambil mencari
tempat yang cocok. Akhirnya, dia menemukan semak-semak yang cukup gelap
untuk bersembunyi, lalu masuk ke dalamnya dengan menggunakan kulit harimau.
selanjutnya :Tak lama kemudian, beberapa domba gunung berjalan ke arahnya. Kuda itu
menggumam bahwa domba-domba itu cocok dijadikan sasaran empuk kejahilannya.
Ketika domba-domba itu melewatinya, kuda itu meloncat ke arah mereka
sehingga sontak domba-domba itu kalang-kabut melarikan diri. Mereka takut dengan
kemudian :kulit harimau yang dikenakan kuda itu. “Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!” teriak
salah satu domba. Kuda itu tertawa terbahak-bahak melihat domba-domba itu
pontang-panting berlari.
Setelah itu, kuda itu kembali bersembunyi di dalam semak-semak. Dia menunggu
hewan lain datang melewati semak-semak itu. “Ah, ada tapir menuju kemari, tapi
lambat betul geraknya. Biarlah, aku jadi bisa lebih lama bersiap-siap melompat!”
kata kuda itu dalam hati. Tibalah saat kuda itu meloncat ke arah tapir itu, ia terkejut
dan lari tunggang-langgang menjauhi kuda yang memakai kulit harimau itu. Kuda itu
kembali ke semak-semak sambil bersorak penuh kemenangan di dalam hatinya.
Kali ini, kuda itu menunggu lebih lama dari biasanya, tetapi hal itu tidak
membuatnya bosan. Tiba-tiba, seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor
tikus di mulutnya. Kucing itu tidak melewati semak-semak, kucing hutan itu duduk
menyantap tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar. “Ah, ternyata kucing itu tidak
melewati semak-semak ini. Biarlah aku membuatnya kaget di sana,” kata kuda itu
dalam hati. Kuda itu pun keluar dari semak-semak dan berjalan hati-hati mendekati
kucing hutan. Saat jaraknya sudah sangat dekat dengan kucing hutan, kuda itu
mengaum seperti halnya seekor harimau, tetapi rupanya dia tidak sadar bahwa
bukannya mengaum, dia malah meringkik. Mendengar suara itu, kucing hutan
menoleh ke belakang dan melihat seekor kuda berkulit harimau. Sesaat, kucing
hutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa
akhir :terbahak-bahak sembari berkata, “Saat aku melihatmu memakai kulit harimau itu,
aku pasti akan lari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan kuda, jadi aku
tidak takut, hahaha!” Kucing hutan itu juga berkata kepada kuda bahwa sampai
kapan pun, suara ringkiknya tidak akan bisa berubah jadi auman.
Kuda berkulit harimau itu melambangkan bahwa sepandai-pandainya orang
berpura-pura, suatu saat akan terbongkar juga kepura-puraannya itu. Kejujuran
merupakan sikap yang paling indah di dunia ini.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ica200997 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 16 May 22