Kesadaran Masyarakat Indonesia akan Kebersihan Masih RendahMayoritas masyarakat Indonesia ternyata

Berikut ini adalah pertanyaan dari megafitriarahmadani pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Kesadaran Masyarakat Indonesia akan Kebersihan Masih RendahMayoritas masyarakat Indonesia ternyata tidak peduli akan kebersihan. Hal itu berdampak pada

lingkungan sekitar dan juga kesehatan. Dari data riset Kementerian Kesehatan diketahui hanya 20 persen

dari total masyarakat Indonesia peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Ini berarti, dari 262 juta jiwa

di Indonesia, hanya sekitar 52 juta orang yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan

sekitar dan dampaknya terhadap kesehatan.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia, Purnawan Junaidi tak

membantah temuan ini. Purnawan menyebut, hal

ini bahkan dapat dilihat di dalam kebiasaan seharihari dan pola sanitasi masyarakat

Indonesia. Misalnya, masih banyak masyarakat

Indonesia yang tidak memiliki jamban dan fasilitas

sanitasi yang memadai di tempat tinggalnya.

Menurut laporan Riskesdas, hanya 59,8

rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang sesuai standar. Selain itu, pola atau kebiasaan higienitas yang baik seperti sikat gigi dan cuci

tangan juga masih belum dilakukan seluruh masyarakat Indonesia.

Kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah terhadap kebersihan berpengaruh besar

terhadap kesehatan. Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare adalah dua penyakit

utama yang disebabkan oleh lingkungan hidup yang kurang bersih. Menurut laporan Riskesdas, diare

bahkan merupakan penyebab 31 persen kematian anak berusia 1 bulan hingga 1 tahun. Sedangkan ratarata prevalensi penyakit ISPA di Indonesia mencapai angka 25 persen, dengan angka tertinggi 41,7 persen

dari provinsi Nusa Tenggara Timur.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kebersihan, menurut

Purnawan, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi higienitas masyarakat. Faktor

yang pertama adalah akses sanitasi yang memadai. Akses sanitasi ini tidak hanya meliputi jamban dan

fasilitas sanitasi lain yang sesuai dengan standar kesehatan, tetapi juga tersedianya air bersih. Menurut

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta, 41 persen sumur yang ada di lingkungan rumah

tangga di Jakarta hanya berjarak 10 meter dari septic tank. Hal ini menunjukkan bahwa air yang

digunakan masyarakat masih belum sesuai dengan standard kesehatan.

Faktor kedua adalah perilaku dan kebiasaan masyarakat itu sendiri mengenai kebersihan. Hal ini

dapat berupa kebiasaan-kebiasaan kecil, dari membuang sampah di tempatnya hingga rajin mencuci

tangan. Perilaku dan kebiasaan adalah sesuatu yang diajarkan sejak kecil, terutama lewat keluarga dan

lingkungan sekolah. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pihak sekolah untuk menanamkan

kebiasaan positif pada anak-anak.

Faktor yang terakhir adalah budaya di masyarakat sekitar. Budaya yang diadopsi suatu masyarakat

di wilayah tertentu pastinya berpengaruh terhadap kebiasaan dan perilaku yang diajarkan ke tiap

individu. Oleh karenanya, kata Junaidi, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan

dan kesehatan, perlu kerja sama dari berbagai macam sektor, dari pemangku kebijakan yang memegang

regulasi, akademisi, pelaksana, hingga masyarakat itu sendiri.



Jelaskan fakta dan opini pada teks tersebut!


tolong bantu Kaka secara rinci karma saya sangat membutuhkan jawabannya terimakasih ...​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

kita harus bisa menjaga kebersihan dan kesehatan

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh agusismail66622 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 19 Nov 22