MENGEJAR PERINGKAT TERATAS

Namaku, sebut saja Budi. umurku sekarang 14 tahun. peristiwa ini dimulai pada waktu aku masih SD kelas I.

ketika selesai UAS 1 aku terkejut, mendapatkan rangking 1. semua berkat kerja keras dan dukungan orang tua. entah kenapa aku menjadi sombong, padahal ini masih Semester 1. aku sering memamerkan nilai hasil ulanganku waktu itu.

akibat kesombonganku, nilaiku mulai menurun. waktupun berlalu, dan semester 2 tiba, peringkatku mulai menurun ke rangking 2. waktu itu kukira cuma kebetulan, karena nilainya berbeda tipis. kemudian, kenaikan kelas pun tiba, aku pun naik ke kelas II. tugas belajar dan mengajar pun dimulai.aku mulai pelajarannya cukup sulit dan berubah, banyak hal yang kurang kumengerti. tapi aku cukup malu untuk bertanya. tidak terasa, UAS 1 kelas II hampir tiba. aku belajar mulai belajar, tapi sulit untuk menghapal semua materinya. akupun ingin membuat sebuah contekan untuk ulangan besok. keesokan harinya aku berangkat ke sekolah. sesampainya disekolah, aku lupa membawa contekannya. akhirnya, aku kehilangan peringkatku(untung masih semester 1 v:).

aku berbicara dengan diriku sendiri, "kenapa aku harus sombong?, kenapa aku malu bertanya?" sejak saat itu aku mulai belajar dengan giat. aku mulai dari yang mudah hingga yang sulit dipahami. ketika aku merasa kesulitan dengan suatu materi, aku bertanya kepada orangtua atau guru. dan tidak terasa semester 2 lagi. aku mulai jawab soal² yang diberikan guru. satu persatu kujawab dengan penuh keyakinan. dan hari penilaian pun tiba, akhirnya aku mendapatkan kembali peringkatku, walaupun masih ranking 3. kenaikan kelas III. aku berusaha sekeras mungkin setiap semesternya. dan masih tetap rangking 3. aku pikir kenapa tidak ada perubahan, apakah aku cuma bisa sejauh ini?. kenaikan kelas IV. aku dapat kerangking 3 setiap semesternya. pada waktu kelas V,mulai ada perkembangan, aku mendapat rangking 2 di semester 1 dan rangking 3 di semester 2. Kelas VI, aku mendapatkan rangking 2 disetiap semesternya dan rangking 1 di ujian nasional, bahkan nilai hasil ujian matematika dapat nilai 100(bukan bermaksud sombong).

mungkin hasil ujian matematikaku ini mustahil (impossible) bagi sebagian orang, tetapi ini adalah hasil usahaku. karena usaha tidak menghianati hasil.

note:

-yg bertanda kurung sebaiknya tidak ditulis :)

-jika ceritanya kurang menarik/membingungkan maafkan aku.

-aku sengaja menghapus identitas aku sendiri:)

-sekali lagi maafkan aku jika salah :)