Teks 1Supir Angkot Tidak Santun
Supir angkot tak santun di Stabat bisa menjadi salah satu penyebab warga enggan naik angkot. Mereka meminta ongkos sesuai tarif kepada penumpang, menolak siswa dan tidak menggunakan baju supir angkot yang resmi.
Dari depan Kantor Bupati di Jalan Proklamasi misalnya, saya dipaksa membayar Rp 5000,00 menuju ke SMP Negeri 1 Stabat. Dari rumah saya menggunakan angkot untuk ke sekolah pulang pergi.
Sebenarnya tarif yang ditentukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat untuk angkutan kota sebesar Rp 5.000,00 per 10 km. Tetapi supir angkot selalu memaksa keinginannya dengan meminta sesuai tari, walaupun tidak sampai 10 km jarak tempuhnya. Jika prilaku sopir seperti itu, penumpang akan kapok naik angkot


Teks 2
Prilaku Supir Angkot
Macam-macam saja kelakuan supir angkot. Dari prilaku yang kurang santun hingga meminta ongkos sesusi tarif. Disamping itu, menolak siswa sebagai penumpang dan lebih mendahulukan penumpang umum. Mereka juga tidak menggunakan baju supir angkot yang resmi.
Sebagai seorang siswa, saya kurang sependapat dengan aturan yang diberlakukan oleh supir angkot tersebut. Karena jika musim liburan banyak angkot yang kekurangan penumpang atau bahkan tidak ada sewa. Tidak jarang angkot-angkot tersebut hanya parkir di stasiunnya.
Dari depan Kantor Bupati di Jalan Proklamasi misalnya, saya dipaksa membayar Rp 5000,00 menuju ke SMP Negeri 1 Stabat. SETIAP HARI Dari rumah saya menggunakan angkot untuk ke sekolah pulang pergi.
Apabila supir angkot selalu memaksa keinginannya seperti itu, penumpang akan kapok naik angkot

Teks 3
Tarif Angkot di Stabat
Besarnya tarif angkot di Stabat sudah ditentukan oleh Dinas perhubungan Kabupaten Langkat, yaitu Rp 5.000,00 per 10 km. Tapi jak jarang para sopir memungut ongkos tidak sesuai ketentuan terutama kepada anak sekolah.
Sebagai seorang siswa, saya kurang sependapat dengan aturan yang diberlakukan oleh supir angkot tersebut. Karena jika musim liburan banyak angkot yang kekurangan penumpang atau bahkan tidak ada sewa. Tidak jarang angkot-angkot tersebut hanya parkir di stasiunnya.
Dari depan Kantor Bupati di Jalan Proklamasi misalnya, saya dipaksa membayar Rp 5000,00 menuju ke SMP Negeri 1 Stabat. Dari rumah saya menggunakan angkot untuk ke sekolah pulang pergi.
Rina seorang anak supir angkot mengatakan bahwa hal itu wajar saja. Karna hanrga BBM yang semakin tinggi dan setoran yang besar kepada majikan. Dia juga mengatakan bahwa Siswa sebenarnya sudah dibekali ongskos sejumlah tariff yang ditentukan oleh orangtuanya. Tetapi sering dihabiskan untuk jajan saja.

Tulislah kalimat berdasarkan kata-kata sulit yang kamu temukan berdasarkan ketiga
teks di atas!

Pliss