Sekolah delapan jam untuk penguatan karakterModerator:
"Selamat pagi. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas kebijakan sekolah pada Senin sampai dengan Jumat dengan waktu delapan jam per harinya. Kebijakan ini bernama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Saya persilakan kepada tim A, tim B, dan tim C untuk mengemukakan pendapatnya mengenai topik ini."

Tim A:
"Kami setuju dengan kebijakan tersebut. Kami menilai bahwa kehidupan sosial peserta didik saat ini makin berkurang. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat peserta didik menghabiskan waktunya dengan bermain gadget atau bermain game. Apabila peserta didik memiliki waktu lebih banyak di sekolah, akan membuat mereka makin terlatih untuk bersosialisasi dan bermain bersama teman-teman. Kegiatan tersebut dapat memperkuat kepribadian dan mentalitas peserta didik sebagai modal untuk maju ke tahap selanjutnya.
Kebijakan ini juga akan membuat orang tua tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk biaya les atau kursus. Banyaknya waktu yang dihabiskan di sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik."

Tim B:
"Kami tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Peserta didik membutuhkan waktu untuk bermain. Sekolah dengan waktu delapan jam terlalu lama bagi peserta didik. Kami menilai Mendikbud tidak mengerti jiwa peserta didik karena mereka juga ingin bermain dan tidak belajar terus-menerus. Bayangkan seorang peserta didik yang belajar delapan jam di sekolah sama seperti karyawan pada umumnya yang juga bekerja delapan jam per harinya. Misalnya, kita sebagai karyawan pasti sangat bosan berada di kantor selama delapan jam. Bagaimana dengan peserta didik yang belajar delapan jam di sekolah? Tentunya beban belajar anak akan makin bertambah banyak.
Coba bandingkan jam belajar peserta didik di Swiss. Mereka memiliki jam belajar di sekolah lebih sedikit. Faktanya tingkat pendidikan di Swiss lebih baik daripada Indonesia. Sebenarnya, yang perlu diperhatikan bukan hanya lamanya jam belajar, melainkan kualitas cara mengajar guru. Untuk apa peserta didik terlalu lama di sekolah setiap hari jika lingkungannya tidak mendukung?"

Tim C:
"Kami sebagai pihak netral menganggap bahwa kebijakan PPK tersebut perlu dipertimbangkan lagi dampak baik dan buruknya. Jika dominan dampak baiknya, perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaannya. Jika dominan dampak buruknya, lebih baik ditelaah kembali untuk disesuaikan. Karakter seorang anak sebenarnya terletak pada keputusan diri mereka sendiri. Setiap anak memiliki dorongan psikis dan perkembangan otak yang berbeda dan bertahap. Kebiasaannya juga berbeda. Artinya, penanganannya juga akan berbeda"

1. Apa saja pernyataan tim yang mendukung topik perdebatan tersebut?
sejarah ekonomi indo




2. Apa saja pernyataan tim yang tidak mendukung topik perdebatan tersebut?

3. Apa saja pernyataan tim yang bersikap netral?
4. Tentukan mosi dalam kutipan tersebut!
5. Tentukan pendapat persetujuan terhadap kutipan tersebut!​