Berikut ini adalah pertanyaan dari rasendriayusuf pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Kesalahan penulisan ejaan terdapat pada kalimat bernomor…
(2 Poin)
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Pertanyaan:
Bacalah teks berikut!
(1) Kegiatan persami diadakan pada hari sabtu-minggu. (2) Kegiatan pramuka ini dimulai dengan upacara pembukaan yang dilaksanakan pukul 15.00 wib. (3) Upacara dilakukan di halaman sekolah. (4) Setelah upacara, setiap regu kembali ke tenda masing-masing untuk melanjutkan kegiatan berikutnya.
Kesalahan penulisan ejaan terdapat pada kalimat bernomor…
(2 Poin)
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
Jawaban:
B.2
Penjelasan:
Karena, harusnya kata wib tersebut adalah WIB,Bukan wib.
Pendahuluan:
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Halo Squad...Apa kabar semuanya...?
Kali ini kita akan membahas materi tentang Kalimat Ejaan.
Yuk di bahas materinya...
Pembahasan:
Menurut KBBI Daring, ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Tapi kali ini Ruangguru bukan mau bahas tentang cara penulisan ejaan, melainkan perkembangan ejaan bahasa Indonesia itu sendiri. Sejauh ini, telah ada enam kali pengubahan pedoman ejaan. Mau tahu apa aja? Check these out!
1. Ejaan van Ophuisjen
Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun 1901. Fyi, bahasa Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa ditebak dari namanya, ejaan ini disusun oleh orang Belanda bernama Charles A. van Ophuijsen dan dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Gimana sih ciri-ciri ejaan yang benar menurut Mbah van Ophuijsen? Nih, Ruangguru kasih rangkumannya ya.
perkembangan-ejaan-bahasa-indonesia-panduan-perkembangan-pengertian-bahasa-sejarah-ejaan-indonesia-eyd-umum
2. Ejaan Soewandi
Ejaan ini menggantikan Ejaan van Ophuijsen setelah diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A. Kenapa disebut Ejaan Soewandi? Benar sekali! Karena penyusunnya adalah Mr. Raden Soewandi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Oh iya, ejaan ini dikenal juga sebagai Ejaan Republik lho.
Pembaharuan dari Ejaan Soewandi terletak dalam penggunaan diftong (gabungan dua huruf vokal) oe yang diganti menjadi huruf u, dan dihapuskannya tanda apostrof. Nah, tanda apostrof ini diganti menjadi huruf k atau tidak dituliskan sama sekali. Contohnya:
Jum’at → Jumat
ra’yat → rakyat
ma’af → maaf
perkembangan-ejaan-bahasa-indonesia-sejarah-perkembangan-pengertian-panduan-eyd-ejaan-umum-bahasa-indonesiaIklan zaman dulu yang menggunakan Ejaan Soewandi
3. Ejaan Pembaharuan
Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954, Prof. M. Yamin menyarankan agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang disarankan panitia yang diketuai Prijono dan E. Katoppo antara lain: membuat standar satu fonem satu huruf, dan diftong ai, au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda hubung juga tidak digunakan dalam kata berulang yang memiliki makna tunggal seperti kupukupu dan alunalun.
Tapi, ejaan ini nggak jadi diresmikan dalam undang-undang. Huft… untung deh. Pasti bakal aneh kalau “koboi junior naik kerbau” ditulis jadi “koboy junior naik kerbaw”.
4. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, EBI pun resmi berlaku sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia. Katanya, latar belakang diresmikan ejaan baru ini adalah karena perkembangan pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga pemakaian bahasa Indonesia semakin luas. Ejaan ini menyempurnakan EYD, terutama dalam hal penambahan diftong, penggunaan huruf kapital, dan cetak tebal.
Ruangguru sudah rangkum hal yang perlu di-highlight nih.
- Huruf diftong yang berlaku antara lain: ai, au, ei, oi
- Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak, kena, militer
- Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring, dan bagian-bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.
- Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji Bahrudin
- Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam dialog.
Selain berkembang dalam ejaan, bahasa Indonesia juga mengalami pembaharuan dalam teknologi. Sekarang ini kalian jadi lebih mudah kepoin KBBI dan EBI karena sudah dibuat versi daring. Jadi, buat yang masih butuh kejelasan hubungan ini, ehm… maksudnya penjelasan tambahan tentang EBI, bisa meluncur ke EBI Daring. Kalian nggak perlu lagi deh repot-repot pinjam KBBI atau pedoman umum EBI cetak untuk cari ejaan penulisan yang benar.
Kesimpulan:
Jadi, Jawabannya adalah B.2
Penutup:
Nah, itulah materi kita hari ini...
Semoga jadi ilmu yang bermanfaat ya...
Detail Jawaban:
Mapel: Bahasa Indonesia
Kelas : 5,6,7,8,9,10
Bab : Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Kata Kunci: KBBI,Ejaan
Answer by:
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Roboguru dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 04 Jul 21