Berikut ini adalah pertanyaan dari fuadkhalikabdullah12 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Burung kakatua jambul uning itu biasa disapa Dija. Karena ceroboh, ia terpisah dari keluarganya. Padahal Dija sudah berkali-kali diingatkan untuk berhati-hati karena pemburu memasang banyak jebakan untuk menangkap penghuni hutan.
Dija belum jauh meninggalkan rumah ketika masuk perangkap. Susah payah dia mencoba melepaskan diri, tapi semuanya sia-sia saja. Ketika para pemburu melihatnya, mereka bersorak kesenangan.
“Hei, lihat!” panggil seseorang kepada teman-temannya. “Aku menemukan burung langka. Kita bisa kaya dengan menjualnya.”
Baca juga: Fabel: Pengertian, Ciri dan Unsurnya
Dalam sekejap beberapa manusia pun berkumpul da memelototi Dija. Burung kakatua itu sangat ingin mematuki para pemburu tersebut. Mereka sering berbuat jahat pada penghuni hutan.
Dija hanya bisa menangis dalam hari. Dia takut tidak akan pernah bertemu keluarga dan teman-temannya lagi. Dija kemudian tinggal di rumah mewah dengan banyak barang aneh. Si pemilih rumah memberinya nama baru.
“Doris…”
Itulah nama yang diucapkan lelaki itu tiap kali melihat Dija. Saat itu, Dija ingin berteriak bahwa namanya bukan Doris. Sayangnya, dia tidak bisa berbicara bahasa manusia.
Pemilik rumah juga mengajarinya berbicara. Jika Dija berhasil melakukan apa yang diminta, makanannya akan ditambah. Jika gagal, lelaki itu malah makin berusaha keras melatih Dija.
“Kamu memang burung yang sangat cantik dan pintar, Doris,” kata laki-laki itu berulang kali.
Dija suka dipuji. Tapi bukan dengan cara seperti ini. Dulu, pujian teman-temannya untuk jambulnya yang bisa mengembang, membuatnya sangat bahagia. Sekarang sebaliknya.
Suatu ketika, rumah mewah itu dipenuhi banyak tamu. Sangkar Dija dibawa ke ruang tamu yang luas. Banyak orang menatapnya takjub. Mengagumi keindahan warna bulunya dan jambul kuning Dija. Lalu burung itu disuruh bicara.
“Apa kabar? Apa kabar? Apa kabar?” Dija mengulang kata-kata itu dan suaranya disambut tepuk tangan. Begitu terus hingga Dija merasa lelah.
“Bagus, Doris, kamu memang burung yang luar biasa,” puji si pemilih rumah lagi.
Saat itu, tiba-tiba Dija mengucapkan namanya sendiri berkali-kali. Wajahnya tampak sedih.
“Dija… Dija… Dija… Dija…”
Fabel hewan di atas memuat pesan moral mengenai perburuan liar. Hewan langka seperti kakatua, seharusnya dibiarkan hidup bebas di alam agar berkembang biak sesuai habitatnya. Hewan yang dilindungi tidak boleh diburu, dijadikan pajangan, atau dipelihara manusia. Pesan moral lainnya adalah, turuti nasihat orang tua atau keluarga. Dija masuk perangkap pemburu karena tidak mengindahkan nasihat keluarganya. Akhirnya ia tidak dapat kembali ke hutan, terkurung, dan hidup dalam kesedihan.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh erfikadwilestarigmai dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Thu, 06 Jan 22