Jawaban:

Di sebuah desa di Jambi, hiduplah seorang bernama Putri Tangguk. la hidup sebagai petani dan memiliki sawah yang berbeda dari biasanya. Sawah Putri Tangguk dapat menumbuhkan padi dengan sangat cepat, sehingga Putri Tangguk dapat memanen padi berkali-kali dalam waktu setahun. Biasanya, Putri Tangguk dibantu oleh suami dan anak-anaknya saat menggarap sawah dan memanen padi.

Suatu hari, Putri Tangguk mengajak seluruh anaknya untuk ikut memanen padi di sawahnya,"lbu, padi ini banyak sekali, ya," pungkas anaknya. Setelah gerobak-gerobak terisi penuh, Putri Tangguk dan keluarganya bergegas pulang. Hujan rintik-rintik pun mulai turun dan membasahi sawah. Saat jalan pulang, Putri Tangguk pun terpeleset dan merasa sangat kesal. "Aduuuh! Licin sekali jalanan ini!" keluh Putri Tangguk. Putri

Tangguk kemudian menebar beras yang baru dipanennya. "Untuk apa ibu membuang buang beras yang baru saja kita panen?" tanya anaknya. "Ini supaya jalanannya tidak licin, Nak" jawab Putri Tangguk. Ia pun kemudian menebar beras di sepanjang jalan pulang, sehingga hanya tersisa sedikit beras di gerobaknya.

Sesampainya di rumah, Putri Tangguk pun beristirahat dan tertidur. Ia bermimpi bertemu sebutir beras yang kemudian berubah menjadi sesosok kakek tua. Putri Tangguk pun terkejut. "Kau sudah membuang-buang beras rezeki pemberian Tuhan, Putri Tangguk. Kau akan melihat akibatnya," ucap kakek tersebut. Keesokan harinya, Putri Tangguk pun menengok sawahnya. la pun terkejut sawahnya sudah mengering dan rusak. Seketika ia menangis dan menyesal. Ia pun berjanji tidak akan menyia nyiakan rezeki yang ia dapatkan.

Penjelasan:

Semoga membantu