menyusun cerita inspiratif dental tema puasa saat covid-19 dan ditilis

Berikut ini adalah pertanyaan dari floraningrum674 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Menyusun cerita inspiratif dental tema puasa saat covid-19 dan ditilis dibuku paling sedikit 6 lembar?tolong ya dijawab pliss dikumpul hari ini ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Putri juga menyarankan agar umat Islam lebih banyak membaca berita-berita Ramadan yang menyenangkan atau mengikuti kuliah agama melalui media sosial. Mengenai sejumlah kebiasaan atau tradisi yang tidak bisa dijalankan untuk sementara waktu, ia mengatakan hal itu tidak akan terlalu mempengaruhi ibadah Ramadan.

"Saya rasa hampir kita semua sudah terbiasa melakukan banyak kegiatan di rumah sejak pandemi ini masuk ke Indonesia. Jadi pas masuk bulan puasa, kita sudah terbiasa melakukan berbagai hal termasuk ibadah di rumah. Memang nuansanya pasti beda, awal-awal mungkin ada sedikit penyesuaian tapi setelah itu sudah terbiasa," terang psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Pancasila ini.

Meski begitu, Putri melihat tetap ada sisi positif dari menjalankan berbagai kegiatan di rumah saja. Waktu yang biasa digunakan untuk buka puasa bersama di restoran atau mengikuti berbagai acara di luar rumah, bisa diganti dengan beribadah di rumah. Bahkan waktu beribadah bisa lebih banyak lagi.

"Kalau biasanya waktu kita lebih banyak di jalan karena macet atau kumpul bareng teman buat buka bersama, sekarang jadi lebih banyak waktu di rumah. Kita bisa ibadah, mengaji, belajar mendalami agama lewat televisi, internet, jadi bisa lebih banyak kan ibadahnya," ujar Putri.

"Kalau soal kangen buka bersama atau ketemu sama teman atau keluarga, kan bisa buka bersama online, ya bisa memanfaatkan teknologi untuk melepas kangen dan tetap menyambung silaturahmi," lanjutnya.

Selain itu, bagi mereka yang mampu disarankan perbanyak berbagi rezeki kepada orang lain yang sangat membutuhkan. Menurut Putri, berbagi rezeki bisa menimbulkan perasaan positif bagi diri sendiri. Apalagi, di tengah masa pandemi Covid-19, perekonomian sebagian masyarakat menurun karena aktivitas di luar rumah dibatasi.

"Ramadan atau bulan puasa kan tentang bagaimana kita menjaga keyakinan kita, bagaimana kita memahami apa yang kita lakukan selama ini. Jaga keyakinan kalau kita melalui pandemi ini bersama," ujarnya.Untuk makanan juga tak ada perbedaan yang signifikan. Perubahan hanya pada waktu makan saja yang bergeser yaitu saat berbuka dan sahur. Di tengah pandemi seperti sekarang ini, menurut ahli gizi Inge Permadi, apa yang kita santap saat sebelum maupun saat Ramadan disarankan tak jauh berbeda. Menu sehat dan seimbang tetap jadi pertimbangan utama dalam menyiapkan makanan saat sahur maupun berbuka.

"Makanan yang seimbang seperti selama ini kita santap selama pandemi, ada protein hewani, nabati seperti ikan, telur, ayam dan yang terpenting selalu ada sayuran. Buat sayuran yang mudah dimasak dan bahannya juga mudah seperti sup. Menhangatkan makanan saat sahur juga tak masalah, asalkan bukan sayuran karena sayuran harus selalu fresh," terang Inge saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 24 April 2020.

"Selain makanan, yang nggak kalah penting harus banyak minum air terutama air putih. Masih dengan formula yang sama, minimal 8 gelas sehari, bisa dua gelas saat berbuka, empat gelas setelah berbuka dan menjelang tidur, dan dua gelas lagi saat sahur," sambungnya.

Minuman manis seperti teh juga boleh dikonsumsi tapi secukupnya saja, seperti saat berbuka. Kurma juga jadi pilihan terbaik. Namun Inge menyarankan untuk menyantap kurma yang teksturnya agak keras. Kurma yang agak empuk biasanya rasanya jauh lebih manis dan mengandung banyak gula.

Untuk takjil, sebaiknya kita buat sendiri di rumah apalagi di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang. Selain penjual takjil kemungkinan bakal berkurang drastis, faktor kebersihan juga harus jadi pertimbangan utama.

"Kalau memang masih ada yang jual takjil di pinggir jalan, usahakan di tempat dan kemasannya yang cukup bersih. Kalau untuk kolak atau yang lainnya seperti gorengan, sebaiknya dihangatkan lagi setelah dibeli, setelah itu baru dimakan, supaya lebih terjamin kebersihannya," jelas ahli gizi dari MRCCC Jakarta ini.

"Tapi kalo beli es atau yang dingin kan susah dipanaskan, malah jadi nggak enak. Jadi sebaiknya jangan beli minuman es. Tapi lebih baik lagi kalau kita bikin sendiri di rumah. Kita bisa goreng bakwan atau apa, bikin kolak sendiri, itu kan lebih terjamin kebersihannya," tambahnya.

Perbedaan ibadah puasa di tahun ini memang dirasakan banyak umat muslim. Misalnya Amel, warga Pamulang, Jakarta Selatan. Hampir semua kegiatan dari bekerja sampai beribaha selalu dilakukan di rumah. Hal serupa juga akan dilakukan ibu dua anak ini selama Ramadan tahun ini. Yang juga terasa beda kemungkinan tak akan membeli takjil seperti sering dilakukannya selama puasa di tahun-tahun lalu.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh atiqah6551 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 22 Jul 21