Tak lama kemudian, ku amati mobil Amel mulai berjalan meninggalkanku. Ku amati dari kejauhan, bibirnya mencibir atas kemiskinan yang aku punyai. Aku berusaha bertahan dengan kesabaranku. Pelan-pelan aku tak melihat lagi mobil Amel itu. Aku bersyukur masih bisa sabar hari ini. Coba kalau aku terpancing emosi tadi. Mungkin pekaranya akan panjang. Aku selalu ingat kepada pesan ibu bahwa kaya yang sesungguhnya adalah apabila kita memiliki tabiat yang menyenangkan dan berguna untuk orang lain. Sama halnya dengan sore ini, meskipun daganganku belum habis, paling tidak Tuhan masih menitipkanku rizki lain dari rasa tidak laparku, sehingga uang jajanku masih utuh dan bisa ku tabung hari ini. (3)Struktur cerpen di atas adalah
A.Orientasi
B.Komplikasi
C.Mulai adanya konflik
D.Resolusi​