Jawaban:

Drama adalah jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak melalui peran dan dialog yang dipentaskan.

Istilah drama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut dengan istilah tonil. Tonil kemudian berkembang diganti dnegan istilah sandiwara oleh P.K.G Mangkunegara VII. Sandiwara berasal dari kata dalam bahasa Jawa sandi dan wara. Sandi artinya rahasia, sedangkan wara artinya pengajaran. Maka istilah sandiwara mengandung makna pengajaran yang dilakukan dengan perlambang. Sementara itu, pengertian drama modern dan tradisional harus dibedakan. Dalam drama modern, aktivitas drama menggunakan naskah dialog, sedangkan drama tradisional menggunakan improvisasi dalam dialognya.

Pembahasan

Asal mula drama :

Drama di Indonesia pertama kali didominasi oleh orang keturunan Belanda dan Tionghoa. Pertunjukan drama orang-orang Belanda dipentaskan di Gedung Schowburg di Betawi. Gedung Schpuwburg dibangun sekitar tahun 1821 untuk memenuhi kebutuhan pementasan drama sebagai hiburan bagi kaum kolonial dan Tionghoa. Setelah masa kemerdekaan gedung tersebuh diganti nama Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

Masyarakat Indonesia mulai giat untuk menggelar drama sekitar tahun 1891 di Surabaya, Jawa Timur dengan tema komedi sehingga banyak berkembang grup-grup ludruk. Pertunjukan ludruk biasa digelar dikampung-kampung sebagai hiburan rakyat seperti di acara perkawinan dan sunatan. Namun perjalanan seni drama ludruk tidak mulus dan mendapatkan ganjalan karena dilarang pada masa pemerintahan orde lama.

Selanjutnya pasa masa pujangga baru sekitar awal tahun 1930an, mulai muncul para penulis drama dari Indonesia seperti sastrawan Roestam Effendi. Kemudian drama mulai berkembang dan banyak sastrawan pujangga baru mulai menekuni dunia drama.

Pada masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1940an awal, seni drama mendapatkan tekanan yang kuat dari pemerintah Jepang yang melakukan sensor ketat terhadap pementasan drama yang menyebabkan para seniman tidak bebas dalam membuat naskah drama. Pihak Jepang sangat membenci drama karena mengandung unsur budaya barat.

Setelah masa kemerdekaan, drama mulai berkembang pesat. Para seniman bisa bebas dalam menulis naskah drama dan mulai mementaskan drama yang mengangkat tema dari puisi atau cerpen. Setelah DKJ diresmikan pada tanggal 7 Juni 1968, maka para seniman memiliki wadah untuk menyalurkan aspirasinya dalam bidang seni terutama pentas drama. Hal ini membuat seniman semakin giat menulis naskah dan mementaskan drama-drama pendek. Mengetahui hal tersebut, bapak Gubernur Ali Sadikin memiliki inisiatif untuk menambah lagi gedung kesenian, lalu membangun Taman Ismail Marzuki (TIM) pada tanggal 7 November 1968. Hal ini membuat para seniman semakin leluasa untuk menggelar pentas drama.

Sementara itu di Jawa Tengah juga mengalami perkembangan pesat dalam dunia seni drama yang dinamakan dengan sandiwara. Pergelaran drama mengambil cerita dari kalangan masyarakat dan juga probelama kerajaan yang dinamakan dengan ketoprak.

Selain itu pementasan drama yang mengambil naskah cerita dari dunia pewayangan dan para pemeran menggunakan atribut wayang yang dinamakan sebagai wayang orang. Namun seni wayang orang hanya bisa berkembang di daerah Jawa saja karena menggunakan bahasa Jawa.

Struktur dalam drama memuat :

Babak, yaitu bagian dari naskah drama yang merangkum sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.

Adegan, yaitu bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa dengan ditandai pergantian tokoh atau setting tempat dan waktu.

Dialog, adalah berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lainnya.

Prolog, yaitu pengantar untuk masuk ke dalam sebuah drama.

Epilog, yaitu bagian terakhir dari pementasan drama berupa kesimpulan, makna dan pesan dari drama yang dimainkan.

semoga bermanfaat

tolong jadikan jawaban terbaik

mohon follow Dan Subscribe

YouTube=Armando Maritua Sirait

Ig=armando_maritua_sirait