buatlah karangan cerita saat daring baik dan buruknya​

Berikut ini adalah pertanyaan dari akunkevin90 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Buatlah karangan cerita saat daring baik dan buruknya​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Suka-duka

Marissa Safira Dinanti, salah satu siswi Kelas XI SMAN 1 Kota Baubau, Sultra mengaku selama belajar di rumah, ada senang dan susahnya. Namun, ia ingin sekali belajar secara langsung atau tatap muka.

"Iya tentu sangat rindu, karena selama belajar daring dari rumah interaksi kita dengan guru sangat kurang. Kita hanya bisa berinteraksi melalui pesan-pesan di 'handphone' seperti di Whatsapp, Google Classroom, tanpa kita bertemu dan bertatap muka secara langsung," katanya.

Dia mengaku rindu dengan teman sekolahnya, apalagi ketika belajar di kelas ada diskusi. Ia bisa berkomunikasi secara langsung untuk bertukar pikiran.

Ia juga merindukan suasana ketika jam istirahat pergi ke kantin lalu bersenda gurau bersama teman-temanya. Bahkan, ia juga merindukan ekspresi sosok guru yang marah namun mengandung maksud untuk mendidik anak-anak ke arah yang lebih baik.

Selama melakukan pembelajaran dari rumah, ia memiliki kisah tersendiri, baik senang maupun susah. Dari sisi senangnya, Marissa bersyukur belajar di rumah karena bisa terhindar dari penularan COVID-19 walaupun tetap menerapkan protokol kesehatan.

Namun, susahnya, berupa ruang geraknya bersama teman-temannya yang terbatas, seperti ketika praktik harus membuat video mandiri di rumah dengan fasilitas yang terbatas.

Apalagi, ketika dirinya sedang belajar daring tiba-tiba listrik mati dan jaringan internet tidak stabil. Tentu hal itu menjadi penghalang dalam proses belajar mengajar, sedangkan materi pembelajaran hanya dikirimkan melalui video.

Ia berharap dan berdoa pandemi COVD-19 segera berakhir agar proses belajar mengajar dapat kembali dilakukan secara tatap muka.

Senada dengan yang dirasakan Marrisa, maka Berliana Shabita Mahzun, siswi Kelas X SMA 4 Kendari bercerita bahwa selama belajar daring di rumah juga memiliki sisi positif dan negatif.

Dari sisi negatifnya, ia merasa sangat bosan ketika belajar dari rumah karena hanya memerhatikan layar kaca gawai bahkan dirinya menjadi kesal karena hanya menjadi pendengar saja.

"Pastinya bosan banget, pada saat belajar yang kami perhatikan cuma layar kaca atau mungkin malah hanya jadi pendengar saja selama proses belajar mengajar berlangsung," katanya.

Ia sangat kesal karena tidak ada interaksi langsung dengan warga sekolah, terutama teman-temannya yang bakal jadi kenangan jika lulus nanti, bilamana proses belajar mengajar terus dilakukan secara daring.

Termasuk baju sekolah yang ia beli, menurutnya, hanya menjadi kawan lemari sampai saat ini.

Berliana yang baru duduk di bangku kelas X mengaku sangat menginginkan mengenakan seragam sekolah yang ia beli, yang menunjukkan bahwa benar-benar telah tamat dari tingkat SMP.

Ia juga mengaku belum bertemu langsung dengan teman-teman kelas termasuk guru-gurunya karena semenjak menjadi siswa di sekolah itu sudah dilakukan pembelajaran secara daring akibat pandemi.

"Dan paling di sisi negatif adalah pembelajaran yang diberikan oleh tenaga pendidik, yakni guru tidak efektif dan optimal, beberapa alasannya seperti jaringan guru maupun murid yang terganggu sehingga beberapa guru hanya memberikan video pembelajaran dari Youtube," katanya.

Menurutnya, kondisi tersebut membuat siswa merasa lebih susah lagi karena jika ada hal yang tidak dipahami dan ketika menanyakan hal tersebut kepada pengajar dari Youtube harus menunggu lama agar terjawab

"Serta yang lebih tidak kalah pentingnya adalah hampir 20 jam setiap harinya 'gadget' selalu berada di depan mata tanpa lepas sedikitpun, dan hal itu memiliki dampak buruk dalam hal kesehatan mata," katanya.

Namun dari sisi positif, menurut dia, pembelajaran daring juga menghemat ekonomi karena Kemendikbud juga sudah memberi kuota gratis internet untuk belajar sehingga uang jajannya dapat ia tabung.

Kemudian lebih teratur dalam mengatur waktu seperti jadwal akademik, organisasi, termasuk waktu bersama keluarga, dan waktu luang tentu lebih banyak sehingga ada banyak kreatifitas dan ide juga waktu untuk diri sendiri.

Ia sangat menginginkan mengikuti proses belajar mengajar tatap muka, karena selain dari sisi akademik, ada beberapa hal yang memotivasi ke sekolah seperti mempelajari sifat teman-temannya, memberikan kejutan kepada teman termasuk saat ulang tahun yang bekerjasama dengan guru, dihukum bersama hingga menonton siswa laki-laki dalam lomba sepak bola mini (futsal).

Ke depannya, ia berharap dari segi pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka sehingga para siswa dapat berkreasi, berinovasi, dan berkontribusi besar serta berpreatasi sesuai minat dan bakat mereka masing-masing.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh guacomtol dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 09 Jan 22