Jawaban:

PERSAHABATAN

Lina, Dea, Eka, Putri dan Sinta adalah sahabat sejak kecil. Mereka sering bermain bersama-sama dan pergi kemanapun berlima. Dea, Lina, Putri dan Sinta tidak pernah mengetahui bahwa Eka begitu iri dengan prestasi mereka namun tetap diam dan bercanda bersama.

Namun berbeda dari hari-hari sebelumnya, hari ini Eka menjauhi mereka berempat dan sengaja meninggalkan sahabat-sahabatnya saat jam istirahat tiba. Hal itu menimbulkan pertanyaan di benak keempat sahabatnya.

—Putri : "Di antara kita, siapa yang berantem sama Eka sampai segitunya?"

—Dea : "Gak tahu, aku kan kemarin gak masuk karena sakit. Lagian tumben banget Eka ninggalin kita, biasanya dia duluan nyamperin kita terus ngajak kita ke kantin."

—Lina : "Entahlah, dia seperti menjauhi kita. Sebenarnya... apa kesalahan kita padanya?"

Sinta yang sejak tadi diam pun berbicara.

—Sinta : "Dia iri dengan prestasi kita semua."

Putri menggebrak meja.

—Putri : "Jangan bohong, Sin. Itu gak lucu sama sekali."

Sinta menatap sahabat-sahabatnya itu sebelum kembali berbicara.

—Sinta : "Ya kalian pikir aja pakai otak kalian, selama ini hanya dia yang mendapatkan prestasi kecil sejak dulu. Sedangkan kita selalu mendapatkan peringkat 5 besar, bisa saja dia iri karena tak pernah mendapatkan rangking di kelas ini."

—Dea : "Sumpah, Sin. Eka mana mungkin iri sama kita, lagian kalau dia iri kenapa gak dari dulu aja ninggalin kita?"

—Lina : "Tapi kata Sinta ada benar juga, Eka kan orangnya suka pendam perasaanya sendiri. Gak aneh kalau dia gak ngomong ke kita tentang perasannya sendiri."

—Putri : "Udahlah, dari pada nebak-nebak tapi gak ada yang bener. Lebih baik tanya aja sama orangnya langsung, kebetulan dia udah depan kelas tuh..."

Putri menunjuk ke arah pintu kelas, tampak Eka memegang sebuah pulpen yang baru saja dia beli tadi. Melihat sahabat-sahabatnya melirik dirinya, Eka pun masuk dan membuka tas lalu menyimpan pulpennya. Dia berniat pergi sebelum Putri mencegah kepergiannya.

—Eka : "Ngapain kalian cegah aku keluar dari kelas?"

Putri dan ketiga temannya saling berpandangan.

—Dea : "Kita mau nanya, kenapa kamu menjauh dari kita semua?"

—Eka : "Emang kenapa sih kalau aku menjauh dari kalian? Lagian juga aku gak pantes dekat sama orang pintar."

—Lina : "Eka, kamu jangan emosi. Pasti kamu menjauh dari kita karena ucapan teman-teman sekelas kan?"

—Sinta : "Yah... Eka terlalu memikirkan perkataan orang lain. Gak aneh sih..."

Eka melepaskan cengkraman Putri pada tangannya.

—Eka : "Lagian aku tuh gak pantes masuk ke dalam grup kalian, cuma aku doang yang gak pintar sedangkan kalian semua pintar-pintar. Emang benar kata Riska, aku merasa terasingkan saat bersama kalian. Apalagi perbedaan antara kita jauh, dan aku yakin aku gak bakal bisa kayak kalian."

Sinta yang duduk di kursi pun berdiri dan memeluk Eka.

—Sinta : "Kamu salah Eka, kita udah sahabatan dari dulu. Masalah prestasi, kamu malah paling berguna di grup kita."

—Lina : "Ya, kamu mempunyai sifat pemimpin yang hebat. Saat aku dan Dea bertengkar, kamu berusaha mengambil jalan damai dan membuat kita kembali bersatu."

—Dea : "Iya, lagipula tanpa kamu kita udah sering bertengkar dan mungkin kita gak bakalan sahabatan lagi."

—Putri : "Jangan sedih kalau kamu gak punya kemampuan di bidang pendidikan, tapi di dalam persahabatan kita. Kamu bisa memimpin dan membuat keputusan yang tepat."

Eka pun memeluk sahabat-sahabatnya.

—Eka : "Maaf, aku takut kalau perbedaan diantara kita malah buat kalian menjauh dari aku...,"

—Putri : "Gak mungkin lah, kita kan sahabat."

Eka, Putri, Lina, Dea dan Sinta kembali bersatu seperti sedia kala. Rasa iri di dalam hati Eka pun menghilang saat itu juga, dia merasakan bahwa dirinya masih berguna bagi banyak orang tanpa dia sadari.

Intinya, dalam persahabatan janganlah kalian iri. Karena sesungguhnya kalian mempunyai kemampuan yang belum kalian ketahui.

TAMAT

Penjelasan:

MAAF JIKA JELEK(✿^‿^)