Jawaban:

Kebenaran

Suatu hari di depan SMP Pancasila, ada Desi si murid baru dan ibunya seorang petugas kebersihan. Mereka baru saja tiba di sekolah. Sebenarnya, tidak ada yang tahu bahwa ibunya Desi adalah petugas kebersihan di SMP Pancasila. Desi memilih untuk tidak memberi tahu itu karena dia tidak ingin semua orang mengejeknya karena hal itu.(Berdiri, saling berhadapan)

Desi : “Bu, saya mau sekolah sekarang. Sampai jumpa nanti siang, Bu”

Bu Eka : “Baik, nak. Ini hari pertamamu disini, belajar yang giat berjanjilah jangan membuat masalah ya nak.”

Desi : “Baik Bu, saya janji.” (Desi menyapa ibunya. Dari kejauhan, dua bayangan samar memandang mereka dengan rasa ingin tahu)

Dita : “Hei, lihat dia. Perasaanku memberitahuku bahwa aku mengenalnya.”

Akmal : “Bukankah itu anak baru? Apa yang dia lakukan dengan petugas kebersihan itu?”

Dita : “aku juga tidak tahu.”

Akmal : “Mungkin dia ibunya.”

Dita : “Wah, gosip panas. Ibu anak baru itu adalah petugas kebersihan.”

Akmal : “Mari kita sambut dia.”

(Dita dan Akmal berjalan di samping Ardila)

Dita : “Jadi, ibumu seorang cleaning service ya?”

Desi : “Apa”

Akmal : “Hahaha, kok kamu gak malu?”

Desi : “Dia ibuku. Kenapa harus merasa malu.”

Regitta : “Hei, ada apa? Apa yang sedang terjadi? Kenapa berisik sekali?”

Dita : “Hei dengar! Ibu anak baru itu adalah petugas kebersihan di sini.”

Regitta : “Benarkah? Sungguh hal yang memalukan!”

Desi: "Apakah itu masalah buat kalian?"

Regitta : “Wah, kamu anak baru disini. Jangan terlalu sombong”

Dita : “Ya, jangan sombong begitu.”

(Beberapa menit kemudian, Luthfi datang.)

Luthfi : “Apa yang kamu lakukan? Bel sudah berbunyi. Kamu harus kembali ke kelasmu sendiri”

Regitta : “Ada apa bung? Punya masalah?”

Desi : “Luthfi, mereka membully saya!”

Luthfi : “Apa? Bully? Jangan terlalu kekanak-kanakan guys, kalian sekarang sudah duduk di bangku SMP. Jangan seperti ini.”

Akmal : “Karena kamu pemimpin di kelas kami bukan berarti kamu bisa mengatur dan mengontrol kami.”

Luthfi : “Tidak, saya tidak seperti itu, memang apa untungnya kalian membully Desi?

Dita : “Kamu mengatakan itu hanya karena kamu menyukainya, kan?”

Regitta : “Luthfi suka Desi, Luthfi suka Desi.”

Luthfi : “APA? Yah, mungkin dia agak manis. Saya akui itu.

(Melihat Desi, Desi kaget). Tetapi yang lebih penting, kalian tidak boleh mengejeknya! Mengapa kalian mengejeknya?

Akmal : “Tentu saja karena ibunya seorang cleaning service.”Desi: “Jangan mengejeknya. Ada apa jika ibuku adalah petugas kebersihan?”

Regitta : “Masalahnya? Tentu saja karena sekolah ini hanya untuk siswa kelas atas. Siswa sepertimu seharusnya tidak ada di sini.”

Luthfi : “Sekolah itu tempat belajar guys. Tidak masalah dari pekerjaan apa yang dimiliki orang tua kita.”

Desi : “Ya, benar. Apa kamu tidak tahu seberapa keras orang tuamu bekerja untukmu? Bekerja dari subuh hingga malam hari.”

Dita : “Yah, itu benar. Mungkin bullying kita sudah keterlaluan ya guys. Kami minta maaf atas perbuatan kami Desi.”

Akmal : “iya, kami benar-benar minta maaf”

Dita : “Terima kasih sudah membuat kami sadar.”

Luthfi : “Kita harus menjadi teman mulai sekarang.”

Regitta : “Mulai sekarang, apapun yang terjadi, kita selalu menghadapinya bersama. Baik?"

SEMUA : “OKEEE”

Sejak hari itu, mereka selalu bersama. Jika mereka melihat siswa lain menindas orang lain, mereka akan melindungi mereka. Menghadapi masalah bersama adalah tugas mereka, menangis bersama adalah kewajiban mereka, dan tertawa bersama adalah keharusan mereka. Tidak peduli seberapa kaya dia, tidak peduli seberapa terkenal mereka, kita adalah sama. Itulah persahabatan. Semua untuk satu dan satu untuk semua.