Berikut ini adalah pertanyaan dari aruandavid83 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Purwokerto dikenal sebagai kota tempe kripik, juga tempe mendoan, terletak di kaki Gunung Slamet, dengan sarana wisata Baturaden yang cukup terkenal. Juga dengan kisah Kamandaka dan Lutung Kasarungnya yang menjadi bagian dari kebanggaan rakyat. Sebelum tahun 1925, praktis masyarakat Tionghoa di Purwokerto tidak mengenal Injil Tuhan Yesus Kristus. Hal ini disebabkan, karena belum ada pemberita Injil yang menyampaikan Injil kepada mereka. Sampai pada suatu ketika Pdt Dr B.J.Esser dan Pdt J.A.C. Rullman sebagai para utusan dari Zending Belanda datang ke Purwokerto. Mereka membuka sekolah Maleis Chinese Zendings School pada tahun 1931, namun sayang tidak mendapat sambutan. Hal ini tampak dengan muridnya yang hingga tahun 1935 tercatat hanya 50 orang untuk kelas 1(satu) sampai kelas 3(tiga). Meskipun demikian, sejak saat itulah para guru sekolah dapat berkenalan dengan masyarakat Tionghoa, sehingga mulailah mereka berkenalan dengan Injil.
Pada masa berikutnya, Sdr. Tjhie Hok Kwie (Timotius Hadinata), yang tinggal di Purbalingga, diminta untuk mengajar di M.C.Z.S. di Purwokerto. Ternyata Sdr. Tjhie tak hanya mengajar pelajaran sekolah, tetapi juga memberitakan Injil. Hingga tahun 1936, ternyata baru 15 orang saja yang menerima baptis, sehingga makin dirasakan perlunya seorang guru Injil orang Tionghoa dan pilihan jatuh pada Sdr. Go Eng Tjoe (Paulus Sudirgo), yang berasal dari Sokaraja. Tentu pertama-tama ia diminta untuk belajar di sekolah teologi di Yogyakarta.
Kebaktian pertama diadakan di
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh mithamaghfira07 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 09 May 22