bacalah kembali biografi bil gates tersebut, kemudian analisalah karakter unggul

Berikut ini adalah pertanyaan dari putrim1512 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

bacalah kembali biografi bil gates tersebut, kemudian analisalah karakter unggul tokoh yang disampaikan oleh pengarangnya​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Teks biografi adalah teks yang menyajikan kisah perjalanan hidup seorang tokoh yang dianggap mampu memberikan inspirasi bagi masyarakat luas. Sebagai sebuah karya sastra, setiap teks biografi dibangun di atas tiga struktur. Ketiga struktur tersebut mencakup orientasi, kejadian penting, dan reorientasi.

Pembahasan

Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menganalisis penyampaian karakter unggul dari tokoh George Saa dan Ardian Syaf. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

PENYAMPAIAN KARAKTER UNGGUL

1) George Saa

Kutipan 1:

Para juri yang terdiri dari 30 jawara fisika dari 25 negara itu hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memutuskan pemuda 17 tahun asal Jayapura ini menggondol emas.

Karakter: cerdas

Kutipan 2:

“Tidak bisa jajan. Untuk naik “taksi” saja mama sering tidak punya uang. Kalau Oge mau makan harus pulang ke rumah,” katanya.

Karakter: mandiri/harus bisa hidup tanpa uang jajan

Kutipan 3:

Di antara 200-an mahasiswa seangkatan, hanya 40 orang yang lulus. George mempelajari semua hal tentang pesawat terbang

Karakter: pantang menyerah dan giat belajar

2) Ardian Syaf

Kutipan 1:

Ardian Syaf (31). Sosok komikus yang rendah hati ini memilih tinggal di kampung halamannya di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Tulung Agung, bersama istri dan seorang anaknya.

Karakter: rendah hati & sederhana

Kutipan 2:

“Awalnya, per halaman dibayar 25 dolar. Itu pun komik pendek 8 halaman. Selama dua tahunan, saya hidup dari order-order kecil.

Karakter: pantang menyerah

Sebagai rujukan, berikut kakak sajikan teks yang dimaksud oleh soal.

Ia dikenal sebagai Sang Jenius dari Papua. Ia lahir di Manokwari pada 22 September 1986. Sejak kecil, dia sering tinggal berpindah-pindah mengikuti orang tuanya. Bahkan, tak jarang dia hidup terpisah dari orang tua. Dia adalah seorang pemenang lomba First Step to Nobel Prize in Physics pada tahun 2004 dari Indonesia. Makalahnya berjudul Infinite Triangle and Hexagonal Lattice Networks of Identical Resisto. Rumus penghitung hambatan antara Dua Titik Rangkaian Resistor yang ditemukannya diberi namanya sendiri yaitu “George Saa Formula”. Prestasi pemuda berusia 19 tahun ini sangat mengagumkan. Rumus yang ditemukannya berhasil memenangkan First Step to Nobel Prize in Physic yang mengungguli ratusan paper dari 73 negara yang masuk ke meja juri. Para juri yang terdiri dari 30 jawara fisika dari 25 negara itu hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memutuskan pemuda 17 tahun asal Jayapura ini menggondol emas.

Oge (nama panggilan george) lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, Silas Saa, adalah Kepala Dinas Kehutanan Teminabuhan, Sorong. Oge lebih senang menyebut ayahnya petani ketimbang pegawai. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Silas, dibantu isterinya, Nelce Wofam, dan kelima anak mereka, mengolah ladang dan menanam umbi-umbian. Kelima anak Silas mewarisi keenceran otaknya. Silas adalah lulusan Sekolah Kehutanan Menengah Atas tahun 1969, sebuah jenjang pendidikan yang tinggi bagi orang Papua kala itu.

Apulena Saa, puteri sulung Silas, mengikuti jejak ayahnya. Ia adalah Sarjana Kehutanan lulusan Universitas Cendrawasih. Franky Albert Saa, putera kedua, saat ini tengah menempuh Program Magister Manajemen pada Universitas Cendrawasih. Yopi Saa, putera ketiga, adalah mahasiswa kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. Agustinus Saa, putera keempat, mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua, Manokwari. Sementara si Bungsu, Oge, meraih emas di panggung internasional. “Semua anak Mama tidak manja dengan uang, sebab kami tidak punya uang,” tutur Mama Nelc.

Ia bertutur, karena minimnya ekonomi keluarga, Oge sering tidak masuk sekolah ketika SD hingga SMP. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 10 km. Oge harus naik “taksi” (angkutan umum) dengan ongkos Rp 1.500 sekali jalan. Itu berarti Rp 3.000 pulang pergi. “Tidak bisa jajan. Untuk naik “taksi” saja Mama sering tidak punya uang. Kalau Oge mau makan harus pulang ke rumah,” katanya.

Bagi Oge prestasi tidak selalu berarti karena uang. Pemuda yang dikenal sebagai playmaker di lapangan basket ini adalah orang yang haus belajar. Selalu ada jalan untuk orang-orang yang haus seperti Oge. Prestasinya di bidang fisika yang menurut sebagian anak muda ini mengapa bukan semata-mata karena ia menggilai ilmu yang menurut sebagian anak muda rumit ini.

...

Pelajari lebih lanjut

Pada materi ini, kamu dapat belajar tentang teks biografi:

yomemimo.com/tugas/9615303

Detil jawaban

Kelas: VIII

Mata pelajaran: Bahasa Indonesia

Bab: Bab 4 - Membaca biografi

Kode kategori: 8.1.4

Kata kunci: biografi, George Saa, Ardian Syaf, karakter unggul, kutipan teks

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh lepao12 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 21 Aug 22