Berikut ini adalah pertanyaan dari gsepti26 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Please bantu jawab kak help meeeSagu Papua untuk Kesejahteraan Masyarakat Indonesia
Sagu pernah menjadi sumber pangan utama sebelum beras masuk di Indonesia Akan tetapi, di mata masyarakat, sagu hanya diingat sebagai bahan makanan khas Papua. Masyarakat Indonesia seharusnya mengingat dan mengenal kembali makanan utama nenek moyang tersebut. Sagu perlu dikenalkan kembali sebagai sumber pangan yang dekat dengan sejarah dan merupakan makanan awal nenek moyang bangsa Indonesia. Sagu yang termasuk dalam genus Metroxylon ini merupakan bentuk keragaman hayati sebagai salah satu berkah negeri ini. Sagu merupakan pati yang terdapat dalam empulur batang tumbuhan. Sagu memiliki sebutan berbeda-beda di beberapa daerah. Dalam bahasa Indonesia sagu memiliki nama lain, yaitu rumbia, kirai (bahasa Sunda, Jawa Barat); ambulung atau kersulu (bahasa Jawa); dan lapia (bahasa Ambon dan Seram, Maluku).
Tanaman sagu tidak hanya tumbuh di Papua dan Maluku, tetapi juga menyebar dari timur di Pasifik Selatan ke barat hingga India. Sebagai tumbuhan endemik Asia Tenggara, sagu dapat ditemukan di Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, dan Thailand, Habitat tumbuh sagu, yaitu di sepanjang tepi sungai, di sekitar danau atau rawa, serta di daratan rendah hingga ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Sementara itu, persebaran sagu di wilayah Indonesia sebagai berikut.
Tabel Persebaran Tanaman Sagu di Indonesia
Nama Pulau
Provinsi
Sumatra
Jawa
Sumatra Utara dan Sumatra Barat Banten dan Jawa Tengah
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat
Sulawesi Tengah,Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat
Papua
Hampir di semua provinsi Hampir di semua provinsi
Papua memiliki cadangan sagu alam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Dikutip dari data Kementerian Koordinator Perekonomian, luas lahan sagu di dunia mencapai 6,5 juta hektare (ha). Dari luasan tersebut, sebanyak 5,43 juta hektare atau sekira 83,5% terdapat di Indonesia. Sementara itu, 96,8% lahan sagu Indonesia terdapat di Papua. Sagu dinilai dapat mengatasi kebutuhan pangan di Papua, bahkan di seluruh Indonesia. Sagu berfungsi sebagai tanaman ketahanan pangan yang dapat dipanen dalam jangka waktu lama dan merupakan sumber penghasilan bagi daerah. Dengan demikian, penghasil sagu berkontribusi terhadap ketahanan pangan rumah tangga dan pengentasan masyarakat miskin.
PERTANYAAN::
1.Berilah tanda centang (pada kolom Benar jika pernyataan sesuai dengan isi teks dan Salah jika pernyataan tidak sesuai dengan isi teks!
Pernyataan
-Pohon sagu dapat ditemukan di seluruh provinsi di Pulau Papua.... (benar/salah)
- Sumatra Utara menjadi satu-satunya daerah penghasil sagu di Pulau Sumatra...(benar/salah)
-Provinsi Nusa Tenggara Timur turut menyuplal produksi sagu nasional....(benar/salah)
Sagu pernah menjadi sumber pangan utama sebelum beras masuk di Indonesia Akan tetapi, di mata masyarakat, sagu hanya diingat sebagai bahan makanan khas Papua. Masyarakat Indonesia seharusnya mengingat dan mengenal kembali makanan utama nenek moyang tersebut. Sagu perlu dikenalkan kembali sebagai sumber pangan yang dekat dengan sejarah dan merupakan makanan awal nenek moyang bangsa Indonesia. Sagu yang termasuk dalam genus Metroxylon ini merupakan bentuk keragaman hayati sebagai salah satu berkah negeri ini. Sagu merupakan pati yang terdapat dalam empulur batang tumbuhan. Sagu memiliki sebutan berbeda-beda di beberapa daerah. Dalam bahasa Indonesia sagu memiliki nama lain, yaitu rumbia, kirai (bahasa Sunda, Jawa Barat); ambulung atau kersulu (bahasa Jawa); dan lapia (bahasa Ambon dan Seram, Maluku).
Tanaman sagu tidak hanya tumbuh di Papua dan Maluku, tetapi juga menyebar dari timur di Pasifik Selatan ke barat hingga India. Sebagai tumbuhan endemik Asia Tenggara, sagu dapat ditemukan di Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, dan Thailand, Habitat tumbuh sagu, yaitu di sepanjang tepi sungai, di sekitar danau atau rawa, serta di daratan rendah hingga ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Sementara itu, persebaran sagu di wilayah Indonesia sebagai berikut.
Tabel Persebaran Tanaman Sagu di Indonesia
Nama Pulau
Provinsi
Sumatra
Jawa
Sumatra Utara dan Sumatra Barat Banten dan Jawa Tengah
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat
Sulawesi Tengah,Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat
Papua
Hampir di semua provinsi Hampir di semua provinsi
Papua memiliki cadangan sagu alam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Dikutip dari data Kementerian Koordinator Perekonomian, luas lahan sagu di dunia mencapai 6,5 juta hektare (ha). Dari luasan tersebut, sebanyak 5,43 juta hektare atau sekira 83,5% terdapat di Indonesia. Sementara itu, 96,8% lahan sagu Indonesia terdapat di Papua. Sagu dinilai dapat mengatasi kebutuhan pangan di Papua, bahkan di seluruh Indonesia. Sagu berfungsi sebagai tanaman ketahanan pangan yang dapat dipanen dalam jangka waktu lama dan merupakan sumber penghasilan bagi daerah. Dengan demikian, penghasil sagu berkontribusi terhadap ketahanan pangan rumah tangga dan pengentasan masyarakat miskin.
PERTANYAAN::
1.Berilah tanda centang (pada kolom Benar jika pernyataan sesuai dengan isi teks dan Salah jika pernyataan tidak sesuai dengan isi teks!
Pernyataan
-Pohon sagu dapat ditemukan di seluruh provinsi di Pulau Papua.... (benar/salah)
- Sumatra Utara menjadi satu-satunya daerah penghasil sagu di Pulau Sumatra...(benar/salah)
-Provinsi Nusa Tenggara Timur turut menyuplal produksi sagu nasional....(benar/salah)
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
1. Benar (✔
2. Salah ( ❌
3. Salah (❌
Semoga membantu
#semangat
#jadikan jawaban nyang terbaik
2. Salah ( ❌
3. Salah (❌
Semoga membantu
#semangat
#jadikan jawaban nyang terbaik
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh lestarinengahayulest dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 24 May 22