Jawaban:

Anak: Assalamu'alaikum, ayah!

Ayah: Wa'alaikumussalam, Nak. Eh, kamu sudah pulang ternyata.

Anak: Iya, tadi jalan kaki ke sini. Panas, Yah.

Ayah: Ya sudah, kamu mandi biar seger dan jangan lupa makan. Mama sudah menggoreng ikan gurami tadi.

Anak: Emm, iya, Yah. T-tapi, aku setiap hari berangkat dan pulang sekolah jalan kaki.

Ayah: Lalu, mengapa? Apa kamu mau diantar Ayah? Jadwal kita, kan, berjauhan, Nak. Ayah berangkat habis shubuh dan pulang waktu maghrib. Ini saja Ayah ke rumah sebentar karena ada barang yang tertinggal.

Anak: Kalau begitu, apa aku boleh dibelikan motor?

Ayah: Motor? Umurmu belum tujuh belas tahun, Nak. Jangankan begitu, naik motor saja kamu belum pernah.

Anak: Eh, nanti aku bisa belajar sendiri, kok. Ayolah, Yah, rumah ke sekolah, kan, jaraknya tidak terlalu jauh. Jadi, tidak bakal bertemu polisi.

Ayah: Justru itu, karena jarak ke sekolah tidak begitu jauh, kamu bisa berjalan kaki. Lagi pula, kalau tidak ada polisi berarti kita boleh melanggar aturan, begitu?

Anak: Ahh ..., Ayahh! Aku juga iri dengan teman-temanku yang punya sepeda motor.

Ayah: Haduh, anak remaja zaman sekarang. Ya sudah kalau begitu, Ayah akan minta Pak Ratih, tetangga sebelah, untuk mengatar dan menjemputmu setiap hari. Nanti kalau umurmu sudah tujuh belas tahun dan punya SIM, barulah Ayah belikan sepeda motor.

Anak: Ya sudah, deh. Terima kasih, ya, Ayah.

Ayah: Iya, sama-sama.

Penjelasan:

Maaf kalau kepanjangan hehe