Apa judul karya sastra yang populer pada masa Balai Pustaka

Berikut ini adalah pertanyaan dari hardiwau14 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Apa judul karya sastra yang populer pada masa Balai Pustaka dan bagaimana isi ringkasnya?

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Karya-Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka :

•` Novel Sitti Nurbaya (1922) karya Marah Rusli.

•` Novel Azab dan Sengsara (1920) karya Merari Siregar.

•` Kumpulan syair Nyanyi Sunyi (1937) karya Amir Hamzah.

•` Kumpulan cerpen Teman Duduk (1936) karya M Kasim.

Penjelasan:

SITI NURBAYA (1922) karya Marah Rusli

Novel ini menceritakan kisah Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri yang sudah saling dekat sejak dari sekolah rakyat.

Sitti Nurbaya diceritakan sebagai anak pedagang kaya Bagindo Sulaiman, dan Samsul Bahri adalah anak Sutan Mahmud seorang Penghulu di Padang. Keduanya harus berpisah karena Samsul Bahri harus melanjutkan sekolah dokter ke Jakarta.

Novel ini juga menghadirkan sosok Datuk Maringgih yang merupakan seorang kaya yang kikir di Padang.

Datuk Maringgih melakukan tipu muslihat kepada Bagindo Sulaiman (ayah Sitti Nurbaya) yang membuat ia jatuh miskin.

Datuk Maringgih awalnya meminjamkan uang kepada Bagindo Sulaiman yang kemudian uang itu tidak dapat dikembalikan oleh Bagindo Sulaiman.

Datuk Maringgih akhirnya mengadukan hal itu kepada Belanda agar Baginda Sulaiman dipenjarakan.

Dengan kepiawaiannya, Datuk Maringgih memberikan pilihan kepada Bagindo Sulaiman supaya tidak dipenjara dengan syarat Sitti Nurbaya dapat diperistri oleh Datuk Maringgih.

Diceritakan bahwa Sitti Nurbaya rela menikah dengan Datuk Maringgih tanpa paksaan dari Baginda Sulaiman.

Mendengar pernikahan tersebut, Samsul Bahri sangat kecewa. Bahkan, Samsul Bahri nekad bunuh diri.

Akan tetapi, rencana itu dapat digagalkan oleh seseorang. Disisi lain, Sutan Mahmud (ayah Samsul Bahri) di Padang telah mendengar bahwa Samsul Bahri telah meninggal karena bunuh diri.

Dalam perjalanan hidupnya, akhirnya Samsul Bahri memutuskan untuk menjadi opsir Belanda.

Dalam penugasannya, ia dikirim ke Padang untuk memadamkan suatu pemberontakan di sana. Di medan inilah Samsul Bahri akhirnya bertemu dengan pemberontak yang dikepalai oleh Datuk Maringgih.

Dikisahkan Datuk Maringgih akhirnya menginggal dunia dalam pertempuran ini begitu pula dengan Samsul Bahri yang meninggal setelah berada di rumah sakit.

Hal mencengangkan lainnya adalah bahwa Sitti Nurbaya telah lama meninggal dunia karena diracun oleh Datuk Maringgih.

Sampai sekarang di Gunung Padang ada lima kuburan yang berjejer. Kuburan itu adalah kuburan Bagindo Sulaiman, kuburan Sitti Nurbaya, kuburan Samsul Bahri, kuburan Sitti Maryam (ibu Samsul Bahri), dan kuburan Sutan Mahmud (ayah Samsul Bahri).

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ria995fi dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 06 Jul 22