Disiplin Nomor Satu Anto adalah lulusan SMK Generasi Hebat. Saat ini, dia bekerja di manufaktur yang cukup besar di kotanya. Suatu hari, Anto dimarahi supervisornya yang bernama Amin gara-gara terlambat 30 detik. "Maaf, Pak. Tadi, ban sepeda motor saya kempes. Saya harus m menit sebelum akhirnya menemukan tukang tambal ban," Anto me "Kalau kamu berangkat lebih pagi dari rumah, pasti kam Seharusnya kamu memperhitungkan segala kemungkinan," Pa menerima alasan Anto. "Sekali lagi saya minta maaf, Pak." "Dulu, kamu saya rekomendasikan diterima bekerja di sini terkenal sebagai sekolah pencetak anak-anak disiplin. Seharusny nama baik sekolahmu, bukan justru sebaliknya," tegas Pak Amin. Anto menunduk, mengiyakan. Setelah itu, Pak Cahyo, manaje menghampiri mereka. "Pak Amin, kenapa laporan yang saya minta belum diantar ke ru minta sejak kemarin. Ini sudah sangat terlambat. Saya bisa kena m Pak Amin lupa jika di perusahaan ini kedisiplinan pegawai nomo terlihat marah. "Iya, maaf, Pak. Belum selesai saya kerjakan karena saya sibuk yang tidak disiplin. Ini contohnya, Pak," Pak Amin menunjuk Anto. Tiba-tiba, datang Pak Ganjar, pimpinan perusahaan. "Pak Cahyo, saya sudah menunggu selama 1 jam di ruangan. malah di sini?" tanpa basa-basi Pak Ganjar langsung marah. "Eh, maaf, Pak. Saya sedang mengurus supervisor yang tidak salah tingkah. "Sekarang, Pak Cahyo ke ruangan saya!" Pak Ganjar semakin t mendengar alasan Pak Cahyo. Diam-diam, Anto pergi sambil menepuk jidatnya.​