Membuang Sampah pada Tempatnya

Pada pagi hari yang cerah, aku berangkat ke sekolah bersama teman-temanku. Kami berangkat menggunakan sepeda. Kami bercanda dan tertawa pada perjalanan menuju ke sekolah.

Setelah sampai, aku pun memarkirkan sepedaku lalu masuk ke dalam lingkungan sekolah. Di sekolahku ini, sebagian besar siswanya disiplin untuk membuang sampah pada tempatnya. Ya, karena di sekolahku ini tersedia tempat sampah.

Namun, karena di sekolahku ini peraturan mengenai membuang sampah sembarangan belum ada, jadi sebagian kecil siswanya tetap masih ada. Seperti halnya Vian, ia teman sekelasku yang paling suka membuang sampah sembarangan.

“Heh, Vian!! Buang dong sampahnya ke tempatnya. Kan ada tempatnya?” tegur Ghani kepada Vian. “Iya. Ntar jadi kotor lagi, kecapek-capek gua piket kalau lu kotorin lagi!” ucapku. “Yaelah, cuman kek gitu doang. Lagian cuman kulit pisang aja.” celutuk Vian sambil masuk ke ruangan kelas karena bel masuk sudah berbunyi. “Cihhh... Kalau dah jatuh baru kerasa!!” ucapku lagi.

Jam istirahat pun berbunyi, banyak siswa dan siswi berlarian berburu jajanan yang ada di depan gerbang sekolah. “Ayo cepetan!” kata Vian. Vian pun berlari. Namun, ternyata Vian menginjak tepat sekali kulit pisang yang ia buang tadi pagi. Vian pun terpeleset jatuh. “Aduhh.... Sakit!!” rengek Vian. “Ahahahahh.... Tuh kan, gini akibatnya kalau lo buang sampah sembarangan. Kerasa, Bro!!” ucap Dzikri. “Gua sakit gini malah diketawain!” cetus Vian. “Salahin lu lah, napa coba buang kulit pisang sembarangan. Coba elu buang pada tempatnya, pasti nggak bakalan kejadian kayak gini.” ucapku.

Vian pun terdiam. Dia menyesali perbuatannya pagi. Akhirnya, ia pun menyesal dan berjanji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi. Semenjak kejadian tersebut, Vian akhirnya tidak membuang sampah sembarangan lagi.

Pembahasan

Cerpenataucerita pendek adalah salah satu jenis karya sastra berbentuk prosa yang menggambarkan suatu kisah atau cerita yang dialami seorang tokoh dengan disertai dengan berbagai konflik yang menyertainya serta terdapat solusi atau penyelesaian dari masalah yang dihadapi.

Penjelasan lain dari cerpen adalah cerita yang secara wujud fisiknya pendek, tidak terlalu panjang. Cerpen selalu dikiaskan dengan "cerita sekali duduk" karena cerpen bisa dibaca habis sekitar 10 menit atau setengah jam. Jumlah katanya yaitu kurang lebih 5.000 kata.

Struktur teks cerpen:

1. Orientasi, merupakan tahap di mana pengarang menceritakan latar yang berkaitan dengan waktu, tempat, dan suasana yang terjadi dalam sebuah cerpen supaya sebuah cerita terlihat hidup.
2. Rangkaian peristiwa, merupakan tahap kisah yang berlanjut melalui serangkaian peristiwa tak terduga.
3. Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang saling terhubung secara sebab-akibat. Pada bagian ini, umumnya pembaca akan mendapatkan suatu karakter dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerpen karena pada tahap ini kerumitan akan mulai bermunculan.
4. Resolusi, merupakan tahap sebuah solusi yang menyelesaikan konflik pada tahap komplikasi.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - yomemimo.com/tugas/47017158#readmore

Detail Jawaban:

• Mapel: Bahasa Indonesia
• Kelas: 9
• Bab: Bab 3 - Menyusun Cerita Pendek
• Kode kategorisasi: 9.1.3

Kata kunci: cerita pendek, membuang sampah pada tempatnya