Bacalan teks berikut untuk menja Pembelajaran daring masih menjadi tantangan

Berikut ini adalah pertanyaan dari juliermi0707 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Bacalan teks berikut untuk menja Pembelajaran daring masih menjadi tantangan yang besar di Indonesia. Bukan hanya dari segi infrastruktur yang kurang kurang memadai saja, melainkan dari segi kesiapan semua elemen peserta didik dan penyelenggara pembelajaran. Terdapat beberapa siswa dan guru yang tidak memiliki gawai. Namun, permasalahan lain yang harus dihadapi adalah kesiapan mental, kompetensi dan kesungguhan yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik. Mengapa kita harus menyoroti masalah ini? Karena dengan ketersediaan infrastruktur dan gewal pun hal ini pada akhimya tetap akan menghantul proses pembelajaran daring Indikasi dan gejalanya dapat dilihat dari beberapa macam hal. Dari sisi peserta didik, nyatanya masih banyak yang menyerahkan pendapat atau tugas hasil dari menyalin mentah- mentah sumber Internet Padahal, seharusnya peserta didik tetap harus merasa bahwa ia tengah belajar demi pengembangan dirinya sendiri. Dengan demikian, baik di kelas dan diawasi langsung oleh guru maupun di rumah dengan akses ke berbagai informasi, siswa tetap harus bersungguh-sungguh.. Tuliskan pola pengembangan yang digunakan pada paragraf tersebut! Jawab:​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

(1) Pembelajaran daring masih menjadi tantangan yang besar di Indonesia. Bukan

hanya dari segi infrastruktur yang kurang memadai saja. Namun dari segi kesiapan

semua elemen peserta dan penyelenggara pembelajaran. Betul, tidak semua siswa

memiliki gawai. Begitu pula dengan guru, bisa jadi ada yang tidak memiliki

smartphone. Namun permasalahan lain yang harus dihadapi adalah kesiapan

mental, kompetensi, dan kesungguhan yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik.

(2) Mengapa kita harus menyoroti masalah ini? Karena dengan ketersediaan

infrastruktur dan gadget pun hal ini pada akhirnya tetap akan menghantui proses

pembelajaran daring.

(3) Indikasi dan gejalanya dapat dilihat pada beberapa macam hal. Dari sisi peserta

didik, nyatanya masih banyak yang menyerahkan pendapat atau tugas hasil dari

menyalin mentah-mentah sumber internet. Padahal, seharusnya peserta didik tetap

harus merasa bahwa ia tengah belajar demi pengembangan dirinya sendiri.

Sehingga baik di kelas dan diawasi langsung oleh guru maupun di rumah dengan

akses ke berbagai informasi dari sentuhan jari, siswa harus tetap bersungguhsungguh untuk mempelajarinya sendiri tanpa mengandalkan konten internet yang

belum tentu benar.

(4) Bukan berarti peserta didik tidak boleh mencari referensi. Mencari referensi itu

harus. Anggap berbagai sumber yang ada di internet itu sepeti buku. Maka,

samakan standar kualitas artikel yang kita pilih dengan buku. Jangan asal memilih

artikel yang tidak dapat dipertanggungjawabkan isinya; cari yang memang

berkualitas. Indikasi pembeda artikel yang bagus sangatlah sederhana. Lihat saja

apakah artikel tersebut mencantumkan kutipan ahli dan sumber referensi (daftar

pustaka) buku atau jurnal yang bagus? Contohnya adalah website serupa.id yang

selalu memperkuat dan membandingkan artikel yang disajikannya dengan pendapat

ahli dari sumber buku atau karya tulis ilmiah yang terkualifikasi.

(5) Kemudian jangan hanya cuma menyalin konten yang tersedia di sumber internet

saja. Cobalah setidaknya kemukakan pendapat mu sendiri mengenai materi,

jawaban, atau baiknya referensi yang kamu dapatkan dari internet. Setidaknya,

ungkapkan dengan bahasamu sendiri. Guru akan sangat menghargai kerja keras

peserta didiknya yang belajar bersungguh-sungguh. Lagi pula, hari ini sangat mudah

untuk mengecek konten plagiasi. Sudah banyak berbagai aplikasi daring yang dapat

mendeteksi dokumen hasil tiruan atau kopian dari internet.

(6) Sementara itu, dari sisi pendidik tampak bahwa banyak guru yang masih

ketakutan bahwa apa yang ia paparkan kepada murid tidak dapat tersampaikan

dengan sempurna melalui pembelajaran daring. Sehingga, faktanya banyak guru

yang memberikan terlalu banyak tugas. Hal tersebut sebetulnya tujuannya sangat

baik. Yakni untuk memastikan muridnya benar-benar memahami materi yang

dibawakan dalam pembelajaran.

(7) Namun lagi-lagi hal tersebut juga menjadi bukti lainnya bahwa masalah

pembelajaran daring bukan hanya dari segi infrastruktur atau fasilitas saja.

Melainkan dari kesiapan mentalitas dari seluruh elemen peserta dan penyelenggara

pendidikan.

(8) Oleh karena itu, saya kembali mengajak seluruh pihak terkait baik dari sisi

peserta maupun pendidik untuk ikut menyukseskan pembelajaran daring. Saat kita

mampu menyukseskannya, hal ini akan terbawa dan menjadi standarisasi baru

pendidikan kita pula. Artinya, pembelajaran daring ini dapat diaplikaskan di

keesokan hari pula, untuk mengefektifkan pembelajaran tatap muka.

(9) Blended learning atau pembelajaran campuran adalah salah satu puncak model

pembelajaran terbaik hari ini. Menyukseskan pembelajaran daring atau PJJ akan

membawa kita ke tahap model pembelajaran termutakhir itu pula. Seperti apa

blended learning itu? Kita menggunakan teknologi di kelas sebagai salah satu

bagian dari pembelajaran langsung pula, bukan hanya sekedar media pembelajaran.

(10) Peserta didik akan mendapatkan pembelajaran yang jauh lebih menyenangkan

dan menyerap dengan sempurna karena sifat teknologi yang menarik dan informatif

memberikan berbagai bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Siswa dapat

berinteraksi langsung dengan materi pembelajaran sekaligus mendapatkan

bimbingan langsung dari gurunya di kelas secara bergiliran.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh andirosni1979 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 28 Jan 23