Tema 9 Menjelajah Angkasa Luar (Kegiatan 9.2)"Hai, Meli. Sudah lama kita tidak berjumpa. Apa kabar?" tanyaku kepada Meli
Akhirnya, aku bertemu lagi dengan Meli
, sahabat kecilku, setelah lima tahun lamanya kita tidak
berjumpa. Ya, lima tahun lalu kami berpisah karena Meli harus pindah rumah dan mengikuti
tempat kerja baru ayahnya di luar daerah Secara fisik, Meli tidak banyak mengalami perubahan
Matanya cokelat, rambutnya ikal dan hitam, hanya lebih tinggi dan lebih kurus. Kulitnya pun lebih
hitam, tetapi tetap memperhatikan kerapian pakaiannya.
"Kabarku baik, Reina," jawabnya.
Kami bertemu dan duduk di pinggir lapangan tempat dulu kami sering bermain bersama.
Setelah sekian lama tidak berteru, ia berkisah banyak hal, terutama, tentang dirinya. Meli
bercerita bahwa ia pernah menjadi seorang yang pemurung dan sering menyendiri di kamar
Kejadian itu dialaminya saat ia baru pindah ke tempat tinggal barunya
"Saat itu, aku merasa kurang percaya diri dan merasa teman-teman baruku tidak bisa
menerimaku. Mereka selalu menghindariku saat aku ajak bermain," jelas Meli kepadaku
Meli pun melanjutkan ceritanya. Ya, saat itu ia merasa sendiri dan tidak punya teman. Orang tua
Meli pun yang sama-sama sibuk jadi tidak terlalu memperhatikan dirinya la terus mengurung diti
di kamar. Menurutnya, semua hal yang ada di luar kamar mengingatkannya dengan kesedihannya
Di dalam kamar, Meli hanya terus menulis tentang hal-hal yang selama ini ia rasakan
Sesekali, Meli memandang langit biru yang membentang luas tempat angkasa tinggal
Meli memejamkan matanya sesaat dan membayangkan betapa indahnya tinggal di angkasa.
la membayangkan dapat melihat banyaknya planet indah di luar angkasa sana. Birunya langit
membuat Meli tenang dan mulai melupakan kesedihannya sejenak.
Setiap kali Meli merasa sedih, ia selalu menyempatkan membuka jendela kamarnya,
lalu memandang langit dan memejamkan matanya. Meli merasakan tubuhnya melayang dan
menyinggahi ruang angkasa yang sepi dan tenang.
"Gelap," ujar Meli. Akan tetapi, banyak cahaya kerlap-kerlip bintang di sana. Dingin dan
hampa yang ia rasakan.
Mata Meli terpejam, ia menyimpan langit di kepalanya. Kini, selama berjam-jam ia
memandangi langit dan memejamkan matanya. Sekarang, semua sudah baik-baik saja. la sudah
menulis sebanyak-banyaknya untuk mengirim pesan kepada angkasa. Setelah itu, ia bercermin
dan menyeka air matanya. Ya, ia tidak ingin dalam kesedihan, la segera keluar kamar dan
melupakan semuanya.
"Kamu sudah lebih baik sekarang?" tanyaku kepada Meli.
Suaraku mengagetkan dari suara yang mulai hening setelah ia bercerita.
"Iya," jawabnya sambil tersenyum.
Kali ini, Meli memandang mataku ketika berbicara. Kini, matanya berair dan senang. Tidak
seperti dahulu yang selalu menunduk saat berbicara dan tidak memandang mataku. Aku sangat
senang karena Meli menjadi anak yang ceria.

pertanyaannya :

a.peristiwa yang di alami tokoh Meli adalah...
b.amanat cerita tersebut adalah....

tolong dijawab yaa ​