Berikut ini adalah pertanyaan dari Zarthkun pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Tentukan Struktur Teks ulasannya!Jalan Telah Terbuka
Masa menjelang kenaikan kelas adalah masa yang amat menyenangkan bagi murid-murid. Ulangan umum sudah selesai, suasana di sekolah santai. Tinggal menantikan hari pembagian rapor yang menentukan kenaikan kelas. Sesudah itu, libur panjang, oh senangnya.
Ada anak yang sudah merencanakan bertamasya ke luar kota ataupun ke luar negeri. Ada yang ingin menghabiskan waktu untuk mengerjakan hobi. Seperti si Mila yang ingin membuat permadani dari benang wol. Atau Guno yang ingin mengerjakan prakarya dari tripleks sepuasanya.
Bagi Wardana, libur besar nanti mempunyai arti khusus. Ia akan naik ke kelas 6 SD. Libur ini akan diisinya dengan mencari uang. Pamannya, Mang Inang bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah kantor. Kantor itu akan merenovasi ruangan di lantai 2. Wardana boleh ikut membantu. Upahnya Rp25.000 sehari dan ia diberi makan siang.
War, demikian nama panggilannya, sudah membayangkan bahwa selesai liburan, ia akan mempunyai uang kira-kira Rp750.000. Ia akan membeli sebuah payung besar. Payung itu untuk disewakan pada orang-orang di pertokoan yang membutuhkannya. Ibunya juga perlu modal untuk membuat kue cucur. Sisa upah akan ia belikan buku pelajaran untuknya sendiri dan adiknya, Wirya.
Nah pada hari pertama liburan, pagi-pagi sekali War sudah berangkat ke rumah pamannya. Mang Inang sedang minum kopi dan menikmati pisang goreng. Bibinya menyambut dan membuatkan teh manis.
"Rajin sekali kamu, War!" kata Mang Inang.
"Pegawai baru harus rajin, Mang!" jawab War. Semua tertawa.
Kemudian Mang Inang dan War berangkat ke kantor. War diperkenalkan pada Pak Rudi, pimpinan proyek.
"Kecil amat. Kelas berapa si War, Mang Inang?" tanya Pak Rudi.
"Kelas 5, Pak!" jawab Mang Inang.
"Baru naik kelas 6, Pak. Walaupun kecil saya kuat dan rajin!" kata War. Pak Rudi dan Mang Inang tertawa.
War pun mulai bekerja. Mang Inang dan kawan-kawannya membongkar sekat-sekat kayu sehingga ruangan lantai dua yang tadinya terdiri dari kamar-kamar menjadi ruangan luas. War membantu mengangkut kayu-kayu dan ubin-ubin bongkaran ke gudang di lantai satu.
"Kriiing!" pukul setengah 12 bel berdering. Waktu istirahat telah tiba. War diajak makan di sebuah warung.
"Kamu pesan saja satu macam lauk, satu macam sayur, dan tahu atau tempe. Jangan pesan daging sapi, daging ayam, dan ikan sekaligus. Setiap kali makan pilih salah satu!" pesan Mang Inang.
War makan dengan nikmat. Setelah selesai makan, War mau ke atas untuk bekerja lagi.
"Istirahat saja dulu. Tunggu bel berbunyi baru masuk lagi!" kata kawan-kawannya. Tapi War mengatakan ingin melihat-lihat halaman kantor.
Di halaman kantor, sebuah mobil masuk. Seorang bapak keluar dari mobil. Ia membawa sebuah tas kantor dan sebuah bungkusan plastik besar.
"Pak, boleh saya bantu bawakan?" tanya War dengan sopan sambil menunjuk bungkusan plastik itu.
"Kamu siapa?" tanya bapak itu.
"Saya War, keponakan Mang Inang. Saya membantu proyek bangunan di lantai dua," jawab War dengan jelas.
"Oh, baiklah kalau begitu!" Bapak itu menyerahkan bungkusan plastik. War membawa bungkusan tersebut, lalu mengikuti bapak itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan.
"Terima kasih, ya!" kata bapak itu.
War pun kembali bekerja. Sekali-kali Pak Rudi datang dan mengamati kerja mereka serta memberi petunjuk.
Tak terasa 10 hari kemudian, hujan turun mendadak. War melihat banyak karyawan yang turun dari mobil atau kendaraan lain dalam kondisi kehujanan. Banyak yang tidak menyangka akan turun hujan.
"Pak Rudi apakah ada payung? Saya songsong bapak-bapak dan ibu-ibu yang tidak membawa payung supaya tidak kena hujan!" kata War,
Pak Rudi meminjamkan payung. Para karyawan sangat senang. Ada karyawan yang berkata, "Pak Rudi, hebat juga, nih, anak buahnya!"
Pak Rudi senyum gembira.
Mulai hari itu banyak karyawan yang mengenal War. Kemudian beberapa dari mereka lantas ada yang membawakan baju bekas dan ada pula yang memberikan kue kepada War. War juga suka membantu mereka. Kadang-kadang karyawan yang di atas menitipkan sesuatu untuk karyawan yang bekerja di lantai 1 dan sebaliknya.
Setelah bekerja 3 minggu, War dan Mang Inang dipanggil Pak Rudi.
"War, kamu sudah bekerja dengan baik. Sikapmu juga sopan dan suka menolong. Seminggu lagi proyek ini selesai. Bagaimana kalau kamu seterusnya membantu di sini?
Mang Inang sudah memberitahu kalau sekolahmu masuk siang. Kamu bisa bekerja dari pukul 7 hingga set 12 siang. Begitu bel istirahat berbunyi, kamu boleh pulang dan bersiap-siap ke sekolah.
Tugasmu mengantarkan surat dari satu bagian ke bagian lain dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya, misalnya mengelap jendela, membuang sampah, dan sebagainya." Pak Rudi menjelaskan.
"Mau, Pak Rudi, terima kasih!" kata War. Hatinya berbunga-bunga.
Sore itu, War pulang dengan amat gembira. Ia bisa membayar uang sekolahnya sendiri dan masih bisa menabung setiap bulan. Jalan sudah terbuka baginya. Satu hal yang tidak disadari War adalah bahwa keberuntungan ini diawali oleh sikapnya
Masa menjelang kenaikan kelas adalah masa yang amat menyenangkan bagi murid-murid. Ulangan umum sudah selesai, suasana di sekolah santai. Tinggal menantikan hari pembagian rapor yang menentukan kenaikan kelas. Sesudah itu, libur panjang, oh senangnya.
Ada anak yang sudah merencanakan bertamasya ke luar kota ataupun ke luar negeri. Ada yang ingin menghabiskan waktu untuk mengerjakan hobi. Seperti si Mila yang ingin membuat permadani dari benang wol. Atau Guno yang ingin mengerjakan prakarya dari tripleks sepuasanya.
Bagi Wardana, libur besar nanti mempunyai arti khusus. Ia akan naik ke kelas 6 SD. Libur ini akan diisinya dengan mencari uang. Pamannya, Mang Inang bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah kantor. Kantor itu akan merenovasi ruangan di lantai 2. Wardana boleh ikut membantu. Upahnya Rp25.000 sehari dan ia diberi makan siang.
War, demikian nama panggilannya, sudah membayangkan bahwa selesai liburan, ia akan mempunyai uang kira-kira Rp750.000. Ia akan membeli sebuah payung besar. Payung itu untuk disewakan pada orang-orang di pertokoan yang membutuhkannya. Ibunya juga perlu modal untuk membuat kue cucur. Sisa upah akan ia belikan buku pelajaran untuknya sendiri dan adiknya, Wirya.
Nah pada hari pertama liburan, pagi-pagi sekali War sudah berangkat ke rumah pamannya. Mang Inang sedang minum kopi dan menikmati pisang goreng. Bibinya menyambut dan membuatkan teh manis.
"Rajin sekali kamu, War!" kata Mang Inang.
"Pegawai baru harus rajin, Mang!" jawab War. Semua tertawa.
Kemudian Mang Inang dan War berangkat ke kantor. War diperkenalkan pada Pak Rudi, pimpinan proyek.
"Kecil amat. Kelas berapa si War, Mang Inang?" tanya Pak Rudi.
"Kelas 5, Pak!" jawab Mang Inang.
"Baru naik kelas 6, Pak. Walaupun kecil saya kuat dan rajin!" kata War. Pak Rudi dan Mang Inang tertawa.
War pun mulai bekerja. Mang Inang dan kawan-kawannya membongkar sekat-sekat kayu sehingga ruangan lantai dua yang tadinya terdiri dari kamar-kamar menjadi ruangan luas. War membantu mengangkut kayu-kayu dan ubin-ubin bongkaran ke gudang di lantai satu.
"Kriiing!" pukul setengah 12 bel berdering. Waktu istirahat telah tiba. War diajak makan di sebuah warung.
"Kamu pesan saja satu macam lauk, satu macam sayur, dan tahu atau tempe. Jangan pesan daging sapi, daging ayam, dan ikan sekaligus. Setiap kali makan pilih salah satu!" pesan Mang Inang.
War makan dengan nikmat. Setelah selesai makan, War mau ke atas untuk bekerja lagi.
"Istirahat saja dulu. Tunggu bel berbunyi baru masuk lagi!" kata kawan-kawannya. Tapi War mengatakan ingin melihat-lihat halaman kantor.
Di halaman kantor, sebuah mobil masuk. Seorang bapak keluar dari mobil. Ia membawa sebuah tas kantor dan sebuah bungkusan plastik besar.
"Pak, boleh saya bantu bawakan?" tanya War dengan sopan sambil menunjuk bungkusan plastik itu.
"Kamu siapa?" tanya bapak itu.
"Saya War, keponakan Mang Inang. Saya membantu proyek bangunan di lantai dua," jawab War dengan jelas.
"Oh, baiklah kalau begitu!" Bapak itu menyerahkan bungkusan plastik. War membawa bungkusan tersebut, lalu mengikuti bapak itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan.
"Terima kasih, ya!" kata bapak itu.
War pun kembali bekerja. Sekali-kali Pak Rudi datang dan mengamati kerja mereka serta memberi petunjuk.
Tak terasa 10 hari kemudian, hujan turun mendadak. War melihat banyak karyawan yang turun dari mobil atau kendaraan lain dalam kondisi kehujanan. Banyak yang tidak menyangka akan turun hujan.
"Pak Rudi apakah ada payung? Saya songsong bapak-bapak dan ibu-ibu yang tidak membawa payung supaya tidak kena hujan!" kata War,
Pak Rudi meminjamkan payung. Para karyawan sangat senang. Ada karyawan yang berkata, "Pak Rudi, hebat juga, nih, anak buahnya!"
Pak Rudi senyum gembira.
Mulai hari itu banyak karyawan yang mengenal War. Kemudian beberapa dari mereka lantas ada yang membawakan baju bekas dan ada pula yang memberikan kue kepada War. War juga suka membantu mereka. Kadang-kadang karyawan yang di atas menitipkan sesuatu untuk karyawan yang bekerja di lantai 1 dan sebaliknya.
Setelah bekerja 3 minggu, War dan Mang Inang dipanggil Pak Rudi.
"War, kamu sudah bekerja dengan baik. Sikapmu juga sopan dan suka menolong. Seminggu lagi proyek ini selesai. Bagaimana kalau kamu seterusnya membantu di sini?
Mang Inang sudah memberitahu kalau sekolahmu masuk siang. Kamu bisa bekerja dari pukul 7 hingga set 12 siang. Begitu bel istirahat berbunyi, kamu boleh pulang dan bersiap-siap ke sekolah.
Tugasmu mengantarkan surat dari satu bagian ke bagian lain dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya, misalnya mengelap jendela, membuang sampah, dan sebagainya." Pak Rudi menjelaskan.
"Mau, Pak Rudi, terima kasih!" kata War. Hatinya berbunga-bunga.
Sore itu, War pulang dengan amat gembira. Ia bisa membayar uang sekolahnya sendiri dan masih bisa menabung setiap bulan. Jalan sudah terbuka baginya. Satu hal yang tidak disadari War adalah bahwa keberuntungan ini diawali oleh sikapnya
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Pendahuluan
- Menjelaskan masa menjelang kenaikan kelas sebagai masa yang menyenangkan
- Siswa-siswi memiliki rencana untuk liburan panjang
Tokoh Utama
- Wardana sebagai tokoh utama
- Ia akan naik kelas dan memanfaatkan libur untuk bekerja dan mencari uang
- Rencana Wardana menggunakan uang hasil bekerja
Perjalanan Hari Pertama
- Wardana sudah berangkat ke rumah pamannya
- Ia diterima bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah kantor
- Wardana mulai bekerja dan membantu pembongkaran sekat-sekat kayu
Isi Hari Pertama
- Wardana bekerja sepanjang hari dan istirahat pada waktu yang ditentukan
- Ia makan siang dengan baik dan ingin melanjutkan bekerja setelah istirahat
Peristiwa di Halaman Kantor
- Seorang bapak datang dan membawa sebuah tas dan bungkusan plastik besar
- Wardana membantu bapak tersebut membawakan bungkusan plastik
- Wardana terkejut setelah mengetahui isi bungkusan tersebut
Penutup
- Wardana berpikir untuk membagikan isi bungkusan tersebut kepada orang yang membutuhkan.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh merlinh4327 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 07 May 23