Keterikatan antara jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 dengan perjumpaan antara Eropa dan dunia Islam adalah bahwa jatuhnya Konstantinopel menandai akhir dari Kekaisaran Romawi Timur dan meningkatkan peran Kesultanan Utsmaniyah dalam perdagangan dan politik di wilayah tersebut.

Setelah jatuhnya Konstantinopel, Utsmaniyah meneruskan ekspansinya dan menaklukkan wilayah-wilayah di Balkan dan sebagian besar Anatolia. Kesultanan Utsmaniyah juga membuka rute perdagangan ke Timur, yang memperkuat hubungan antara Eropa dan dunia Islam. Kekaisaran Utsmaniyah pada akhirnya menguasai sebagian besar wilayah Mediterania dan Timur Tengah, termasuk Mesir, Arab, dan Levant.

Perjumpaan antara Eropa dan dunia Islam terus meningkat setelah jatuhnya Konstantinopel. Eropa memperkenalkan teknologi baru seperti mesin cetak dan kompas yang membantu mengubah arah perdagangan dunia dan meningkatkan perdagangan dengan wilayah-wilayah di Timur Tengah dan Asia. Hubungan ekonomi dan politik antara Eropa dan dunia Islam terus berkembang dalam beberapa abad berikutnya.

Selain itu, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 juga memicu migrasi para intelektual dan seniman dari Kekaisaran Romawi Timur ke Italia. Kedatangan para intelektual dan seniman ini memberikan pengaruh besar pada Renaisans Italia dan memperkaya budaya Eropa.

Dengan demikian, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 secara langsung berkontribusi pada perjumpaan antara Eropa dan dunia Islam, yang membuka jalan bagi perdagangan, politik, dan kebudayaan yang lebih intens antara dua wilayah tersebut.