Narator: Di sebuah hutan terdapat seekor singa yang sangat berkuasa dan angkuh. Ia selalu memperlakukan hewan-hewan lain dengan buruk dan menganggap dirinya paling hebat di hutan.

Singa: Aku adalah raja hutan! Siapa yang berani menentangku?

Kelinci: Saya, kelinci. Anda tidak harus memperlakukan hewan lain dengan buruk.

Singa: Hah! Kemana saja kamu berasal, kelinci kecil? Aku adalah raja hutan dan aku bisa memperlakukan siapa saja dengan cara yang kuinginkan!

Tupai: Saya, tupai, tidak setuju dengan pernyataanmu itu, raja singa. Kita semua sama di mata Tuhan.

Singa: Apa katamu, tupai? Aku tidak peduli dengan opinimu!

Serigala: Saya setuju dengan tupai. Kita semua sama dan harus hidup dalam harmoni.

Singa: Serigala, kau seharusnya tidak ikut campur dalam urusanku.

Narator: Singa mulai menyadari bahwa ia salah dan bahwa ia harus memperlakukan hewan lain dengan adil dan hormat. Ia pun meminta maaf dan hidup dalam harmoni dengan hewan-hewan lain di hutan.

Singa: Maafkan aku, teman-teman. Aku telah salah dan akan memperlakukan kalian dengan baik dari sekarang.

Kelinci: Kami menerima maafmu, raja singa. Kita harus hidup dalam harmoni dan saling membantu.

Tupai: Benar, kita semua sama dan harus hidup dalam damai.

Serigala: Saya setuju. Hidup dalam harmoni!

Narator: Setelah peristiwa itu, singa dan hewan-hewan lain di hutan hidup dalam harmoni dan saling membantu. Mereka belajar bahwa hidup dalam damai lebih baik daripada hidup dalam permusuhan.