Dengan tiba-tiba, Seri Laut duduk menyembah kaki Anggun Dewa. "Ampun

Berikut ini adalah pertanyaan dari dafanaurasae147 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Dengan tiba-tiba, Seri Laut duduk menyembah kaki Anggun Dewa. "Ampun hamba pada kakak, usahlah hati dipermalukan. Jangan bicara diperpanjang. Hamba tahu, hamba arif. Kata kakak, kata menyindir, ngilu tulangku mendengarkannya. Dosa hamba seberat bukit, kesalahan sebesar bumi. Bagaimana hamba akan menurut, bagaimana hamba akan pulang menentang kakak, hamba malu. Bukanlah kakak yang celaka, untung hamba kiranya. Jangan suka mendengar asut petenah, buah bicara orang penghasut. Akhirnya, badan yang menanggung. Menanggung dendam siang malam, hidup bagai hantu rimba," demikianlah kata Seri Laut sambil menangis. "Manalah Tuan Seri Laut, jangan Tuan panjang bicara. Hari hampir berjuak malam, matahari hampir terbenam. Bawa hamba ke tempat Tuan. Menjemput inang dan pengasuh. Mari kita pulang ke rumah, menjelang ayah dengan bunda."1. Apa nilai yang menonjol dalam cuplikan hikayat tersebut? Jelaskan alasan Anda.

2. Berdasarkan jawaban soal nomor 1, tunjukkan bukti tersurat dalam cuplikan hikayat tersebut.

3. Tuliskan kembali cuplikan hikayat tersebut dengan kalimat Anda sendiri.

4. Jelaskan makna nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Mengapa saat ini hikayat kurang diminati oleh pembaca? Jelaskan alasan Anda.

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

1. Nilai yang menonjol dalam cuplikan hikayat tersebut adalah rasa hormat dan kesetiaan. Seri Laut menunjukkan rasa hormat yang tinggi kepada Anggun Dewa dengan menyembah kakinya, dan juga mengungkapkan kesetiaannya dengan mengikuti perintah Anggun Dewa.

2. Bukti tersurat dari nilai rasa hormat dan kesetiaan dalam cuplikan hikayat tersebut adalah kalimat "Ampun hamba pada kakak, usahlah hati dipermalukan. Jangan bicara diperpanjang. Hamba tahu, hamba arif. Kata kakak, kata menyindir, ngilu tulangku mendengarkannya" dan "Bagaimana hamba akan menurut, bagaimana hamba akan pulang menentang kakak, hamba malu".

3. Dengan tunduk, Seri Laut duduk menyembah Anggun Dewa. Dia berterima kasih dan meminta ampun, lalu mengakui bahwa ia arif dan tahu bahwa perkataan Anggun Dewa adalah penyindiran. Ia mengakui dosanya seberat bukit dan kesalahannya sebesar bumi, namun ia takut untuk menentang Anggun Dewa.

4. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, yaitu rasa hormat dan kesetiaan, memiliki makna bahwa kita harus menghormati orang lain dan setia mengikuti perintah mereka. Nilai-nilai tersebut dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari karena mereka dapat membantu kita untuk saling menghormati dan bekerja sama dalam segala hal.

5. Hikayat kurang diminati oleh pembaca saat ini karena mereka kurang terbiasa dengan bahasa yang digunakan dalam hikayat dan kurangnya motivasi untuk membacanya. Hikayat juga tidak memiliki tema yang selalu relevan dengan kehidupan modern, sehingga mereka kurang tertarik untuk membacanya.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Flatrons dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Fri, 10 Mar 23