Jawaban:

Diksi:

1. Ketukan, menjemputku, sore hari, pernah mengenalnya: Penggunaan kata-kata ini memberikan nuansa pertemuan atau kunjungan yang diungkapkan dalam cerita puisi.

2. Ke sana, ke samudra raya: Diksi ini menggambarkan tempat yang luas dan misterius yang ingin dikunjungi oleh tamu tersebut.

3. Rajah, gambar, tengkorak, kata tak terbaca: Kata-kata ini menggambarkan tanda atau simbol yang ada di lengan tamu, memberikan nuansa misteri dan ketertarikan.

Pengimajian:

1. Kutanyakan pergi ke mana: Memberikan gambaran adegan percakapan antara pembicara dan tamu.

2. Pandanganku tinggal sejengkal: Menggambarkan keterbatasan penglihatan pembicara.

3. Tamu itu membelalak ketika kupersilakan duduk: Menggambarkan ekspresi kaget atau terkejut dari tamu ketika diajak duduk.

Bahasa Figuratif:

1. Ditunjukkannya pula rajah di lengannya: Menggunakan personifikasi dengan menganggap rajah memiliki kemampuan menunjukkan diri.

2. Kata tak terbaca: Menggunakan hiperbola untuk menekankan bahwa kata tersebut tidak bisa dibaca sama sekali.

3. Suaraku sendiri pun tak dikenal: Menggunakan personifikasi dengan menganggap suara memiliki identitas yang tidak dikenal.

Kata Konkret:

1. Tukang kebun, rumput, pohon, tanah basah, pagar, rumah: Menggunakan kata-kata konkret untuk menggambarkan pekerjaan dan lingkungan tukang kebun.

2. Jangkar: Kata konkret yang menggambarkan salah satu gambar di rajah di lengan tamu.

Verifikasi:

1. Teks puisi tersebut adalah "Tukang Kebun" karya Sapardi Djoko Damono.

Topografi:

1. Teks puisi ini menggambarkan pertemuan antara pembicara (seorang tukang kebun tua) dengan tamu misterius yang datang menjemputnya.

2. Pembicara mengungkapkan keterbatasan penglihatan dan ketakutannya terhadap tamu tersebut.

3. Teks puisi menggunakan bahasa yang mengandung misteri dan penggambaran yang kuat terhadap pekerjaan tukang kebun.

Aduh Jari Ku.