"Puisi Lelaki Tua dan Gerobak" adalah sebuah karya sastra yang memiliki unsur ekstrinsik yang dapat membantu pembaca memahami karya tersebut secara lebih utuh. Unsur ekstrinsik dari puisi ini adalah:

1. Konteks Sejarah: Puisi ini ditulis pada masa Orde Baru, dimana kebijakan pemerintah mengakibatkan munculnya kemiskinan dan kesenjangan sosial yang cukup signifikan. Hal ini tercermin dalam gambaran lelaki tua yang menjalankan gerobak untuk mencari nafkah.
2. Konteks Budaya: Puisi ini menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat yang lebih memilih untuk mengabaikan orang tua yang renta. Hal ini dapat dianggap sebagai suatu budaya yang perlu untuk diubah.
3. Nilai-Nilai Moral: Puisi ini mengajarkan pembaca untuk menghargai orang tua dan menyadari bahwa kehidupan manusia tak lepas dari usia tua dan renta. Pembaca juga diajak untuk merenungkan makna hidup dan arti keberhasilan.

Dalam hal bentuk kata, puisi ini menggunakan kata-kata benda seperti gerobak dan kata-kata keterangan waktu seperti waktu subuh dan siang hari. Dalam hal kelas kata, terdapat kata benda, kata keterangan, kata kerja, dan kata sifat. Proses pembentukan kata dalam puisi ini tergolong sederhana, dengan mayoritas kata yang terdiri dari kata dasar dan kata turunan seperti gerobak, menapak, dan peluh.