Pengenalian Cerita

1.Novel ini bercerita tentang seorang santri perempuan bernama Salsyabila yang tinggal di sebuah pesantren di kampung halamannya. Dia adalah anak yang baik, rajin beribadah, dan selalu memperoleh prestasi yang baik di sekolah. Namun, Salsyabila merasa kurang puas dengan kehidupannya di pesantren, ia ingin merasakan kebebasan yang sesungguhnya.

2.Awal Konflik

Salsyabila merasa tidak nyaman dengan aturan yang ketat di pesantren, ia ingin merasakan kebebasan yang sesungguhnya. Ia merasa tidak nyaman dengan pembatasan waktu, pembatasan kontak dengan luar, dan pembatasan akses informasi. Ia bertekad untuk meninggalkan pesantren dan merasakan kebebasan yang sesungguhnya.

3.Konflik

Salsyabila memutuskan untuk meninggalkan pesantren tanpa izin. Ia meninggalkan pesantren dan tinggal di kota, menjalani kebebasan yang ia inginkan. Namun, ia menemukan bahwa kebebasan itu tidak seindah yang ia bayangkan. Ia menemukan bahwa ia tidak siap untuk menghadapi dunia luar yang keras dan tidak menyenangkan. Ia merasa kesepian dan merindukan keluarga dan teman-temannya di pesantren.

4.Klimaks

Salsyabila menemukan bahwa ia salah dalam meninggalkan pesantren. Ia merasa bahwa ia lebih baik tinggal di pesantren dan mengikuti aturan yang ada. Ia merasa bahwa ia tidak siap untuk menghadapi dunia luar dan lebih baik tinggal di pesantren.

5.Anti Klimaks

Salsyabila kembali ke pesantren dan menemukan bahwa ia diterima kembali dengan baik oleh keluarga dan teman-temannya. Ia merasa bahagia dan tenang di pesantren. Namun, ia merasa bersalah karena telah meninggalkan pesantren tanpa izin dan menyusahkan keluarga dan teman-temannya.

6.Penyelesaian

Salsyabila belajar untuk menerima aturan yang ada di pesantren dan mencari jalan untuk tetap merasa bebas tanpa harus meninggalkan pesantren. Dia menemukan cara untuk menikmati kebebasan dalam batas-batas yang ada. Dia menjadi ebih bijaksana dan menemukan keseimbangan dalam hidupnya sebagai santri. Ia juga menemukan bahwa pesantren merupakan tempat yang nyaman dan aman baginya untuk tumbuh dan berkembang. Ia menjadi sosok yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih dewasa dari pengalaman yang ia alami. Dia mengajarkan pada pembaca bahwa kebebasan tidak selalu diukur dari kebebasan untuk melakukan apa saja, tapi juga dari kebebasan untuk memilih apa yang baik untuk diri kita sendiri.