• ( Sahabat terbaik )
• Karya Elsa Olivhia

Kisah berawal dari seorang gadis remaja yang bernama Mulisa Anliyas. Dengan panggilan nama Mulisa. Dia anak yang berbakat dan pintar. saat ini Mulisa berumur 15 tahun. Dia duduk di bangku kelas IX SMP. Gadis itu tinggal bersama ibunya dan satu adik yang bernama Tirasa. Ayahnya sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu.

Mulisa tinggal didaerah perdesaan. Ketika saat itu sedang sekolah. Dia selalu diejek oleh Teman-teman nya. Tetapi ada satu orang teman Mulisa yang selalu mendukung nya. Temannya itu bernama Meta.

Romi: Haha... sepatu Mulisa robek

Mulisa: em...

Meta: Tapi tidak apa apa dong.

Romi: Em.... Meta kamu selalu mendukung Mulisa. Padahal kamu anak orang kaya lo. Dari pada Mulisa yang miskin.

Mulisa : Sudah jangan dibicarakan lagi.

Meta : Iya, Sudahlah teman teman.

Akhirnya teman teman nya pun pergi. tak lama setelah beberapa jam disekolah. waktu bel pulang pun berbunyi. teng, teng....

Meta dan Mulisa pulang bersama sama dengan berjalan kaki. tetapi setelah beberapa saat. datanglah jemputan Meta.

Sopir: Adek Meta, ayo kita pulang naik mobil

Meta : Engga. lebih baik jalan kaki saja.

Sopir: Tapi, nanti saya dimarahin Ayah Adek nanti.

Meta: Baik, tetapi ajaklah temanku ini.

Sopir: ba. baik

Akhirnya sopir mengantarkan Mereka berdua. Ternyata hal tersebut diketahui oleh Ayahnya Meta. Meta dimarahi dan dilarang untuk berteman dengan Mulisa. hanya karena Mulisa berasal dari keluarga miskin.

Keesokan harinya Mereka bertemu disekolah. saat pulang sekolahnya.

Meta : Mulisa aku ada sebuah hadiah untuk mu.

Mulisa: benarkah. apa itu,?

Meta: Ini dia, aku memiliki selebaran iklan yang menawarkan para remaja untuk audisi dikota besar.

Mulisa: wah,,, aku mau hadiah itu? terimakasih

Meta: Hadiah nya lumayan besar loh.

Mulisa: Tetapi bagaimana dengan pergi ke kota? aku tidak ada dana yang bisa dikeluarkan untuk kekota besar.

Meta: itu gampang, aku akan meminta uang dengan ayahku, untukmu.

Mulisa: tetapi jika ayahmu marah bagaimana?

Meta : tenang saja.

Akhirnya Meta meminta uang pada ayahnya dengan alasan untuk bersekolah. ayahnya pun mengizinkan nya. Meta segera memberikan uang itu pada Mulisa. Tetap pada waktunya saat akan berangkat. hari dimana liburan semester akhir dimulai. tepat saat itu Mulisa berangkat ke kota dengan bantuan Meta.

Dengan tekadnya yang kuat. Tanpa disangka sangka. ternyata Mulisa mendapatkan juara tiga pada tingkat nasional. Hasil yang diperjuangkan tidak sia- sia. Ia pun pulng dengan membawa kabar gembira. serta mengembalikan uang milik sahabatnya. serta berterimakasih dengan tulus pada Sahabatnya itu.

Sekian ceritanya. terimakasih