Jawaban:

Penjelasan:

Sudah lama sekali seorang pemuda yang bernama Adi ingin membeli sepatu baru. Adi menyukai sepatu yang elegan dan kualitasnya bagus. Suatu hari Adi berjalan-jalan di pasar tradisional dan melihat toko yang menjual sepatu. Ia pun masuk dan melihat-lihat sepatu yang dijual.

"Beli sepatu, Mas. Silakan dilihat-lihat," sapa penjual sepatu yang bernama Pak Andi. Adi pun mengelilingi toko dan menemukan sepatu yang sesuai dengan keinginannya. "Pak, saya mau beli sepatu ini, berapa harganya?" tanya Adi pada Pak Andi.

"Oh, silakan. Sepatu yang itu harganya 300 ribu, Mas," jawab Pak Andi. Adi terkejut dengan harga yang ditawarkan. Ia berpikir bahwa harga tersebut terlalu mahal untuk uang yang ia miliki saat ini. "Wah, apa harganya boleh saya tawar, Pak?" tanya Adi dengan berharap.

"Hmmm, boleh. Mau nawar berapa, Mas?" tanya Pak Andi. Adi berpikir sejenak dan menawarkan harga yang lebih rendah. "Kalau 200 ribu, gimana Pak?" tanyanya. Namun, harga yang ditawarkan terlalu rendah bagi Pak Andi. "Waduh, harga segitu terlalu rendah, Mas. Maaf, belum bisa," jawab Pak Andi.

Adi pun mencoba menawarkan harga yang lebih tinggi lagi. "Kalau saya naikkan jadi 250 ribu gimana?" tanyanya. Namun, harga tersebut masih belum cukup bagi Pak Andi untuk menutup modalnya. "Naikkanlah lagi, Mas, agar bisa menutup modal," jawab Pak Andi. Adi pun berpikir sejenak dan menawarkan harga maksimal yang ia miliki. "Ya, paling saya hanya bisa sampai 270 ribu, Pak," ujarnya.

Pak Andi terlihat berpikir sejenak, "Ehmmm, ya, sudahlah. Yang penting laku terjual walau untung sedikit. Saya bungkus dulu ya, Mas," jawabnya. Adi pun senang dan mengucapkan terima kasih sambil menyerahkan uangnya. "Terima kasih, Pak. Ini uangnya," ujarnya. Adi pun keluar dari toko dengan sepatu barunya yang ia beli dengan harga yang ia tawar sendiri.