Bel masuk telah berbunyi dan pelajaran dimulai setelah salat dhuhur. Semua guru dan murid-murid mulai memasuki kelas masing-masing, namun beberapa anak masih terlihat di belakang kelas. Guru : “assalamualaikum anak-anak” Murid : “waalaikumsalam bu…” Guru : “Mengapa hanya sedikit yang sudah masuk kelas dan yang lain ada dimana?” Murid :”mereka ada di tempat biasanya bu, belakang kelas” (Ibu guru langsung menghampiri murid-murid yang berada di belang kelas dan mengajak masuk kelas) Guru : “Bel masuk telah berbunyi. Mengapa kalian masih bersantai di belakang kelas dan tidak masuk kelas.” Fuad : “karena belakang kelas lebih nyaman untuk belajar dari pada ruang kelas yang begitu panas dan tak ada angin menembus dinding kelas.” Guru : “Loh, kelas mempunyai kipas angin, mengapa tidak dinyalakan saja.” Fuad :”karena kami peduli lingkungan bu. Jadi kami hemat listrik kipas yang sudah dinyalakan teman kami, tiba-tiba tidak berputar.” (Semua murid-murid akhirnya tertawa, karena memerhatikan pengucapan dari Fuad). Murid-murid akhirnya masuk kelas dan mengikuti pelajaran siang hari dengan membawa air dingin. Problem yang dirasakan murid-murid dilaporkan oleh kepala sekolah agar melakukan perbaikan kipas angina yang rusak di kelas, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Kalimat yang menunjukkan krisis adalah… *