Jawaban:

Hujan di bulan Juni datang dengan membawa rasa sejuk yang menyejukkan. Seperti puisi yang tercipta dari kalimat-kalimatnya, hujan mengalir dengan irama yang teratur, dan gemericiknya merdu di telinga. Namun, pandangan Sapardi Djoko Damono yang terinspirasi dari hujan Juni tak hanya sebatas itu.

Hujan di bulan Juni juga menggambarkan kegundahan hati, kehampaan, dan nostalgia akan masa lalu yang semakin jauh. Mengalir terus mengalir, tak berhenti sejenak, seperti alur kehidupan yang terus berputar. Meski kadang melupakan kenangan yang pernah dimilikinya, tetap saja ada kehadiran hujan yang mengingatkannya dan memberi ketenangan di dalam hati.

Puisi yang terbit dari ciptaan Sapardi sungguh meresap dalam hati siapa pun yang membacanya. Dia merangkai kata-kata dengan indah ”telah lama tak turun hujan seperti ini. hujan yang lembut”, dan dalam memandang hujan malam Juni ia merasa ”biasanya aku merasa hampa, malam ini tidak” ungkapnya.

Kehidupan yang berputar seperti hujan, menyisakan rasa gundah yang terus menerus merayap dalam setiap gulungan yang tercipta. Namun, seperti hujan Juni yang datang dengan rasa sejuk yang menyejukkan, kehadiran puisi Sapardi Djoko Damono juga dapat mengisahkan kehidupan dengan nuansa yang sama. Rasakan setiap tetesan hujan mengalir dalam doa yang kau panjatkan, raih nostalgia yang bisa diraih, dan nikmati kehadiran hujan di bulan juni.