Berikut ini adalah pertanyaan dari mahmudatushs pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Kebersahajaan Sri Sultan juga terceritakan Komandan Komando Militer Kota (KMK) Yogyakarta Mayor Pranoto Reksosamodra pada 1950. Suatu hari Sri Sultan pulang blusukan dari pelosok. Di Desa Godean, tetiba Land Rover-nya dihentikan oleh seorang perempuan penjual beras.
Tanpa pikir panjang, Sri Sultan menghentikan jip buatan Inggris itu. Belum Sri Sultan mengeluarkan sepatah kata, perempuan itu sudah berseru: “ Niki, karung-karung beras niki diunggahake!” Rupanya, sang penjual beras yang tak mengenal wajah Sri Sultan mengira raja Jawa itu sebagai sopir angkutan beras yang biasa membawa para pedagang ke Pasar Kranggan di wilayah kota Yogyakarta.
Sri Sultan pun mengangkat dua karung besar beras ke bagian belakang kendaraannya. Sementara itu sang penjual beras langsung menaiki jip dan duduk di samping Sri Sultan. Sepanjang jalan, mereka ngobrol dengan akrabnya hingga tak terasa sampai tujuan. Tanpa diperintah, Sri Sultan lantas keluar dari mobil. Dengan tangkas diturunkannya karung-karung berisi beras tersebut.Begitu selesai, penjual beras itu lantas merogoh kemben usangnya dan mengeluarkan uang lembaran dan disodorkan ke Sri Sultan. Lelaki ramah itu tersenyum dan menggelengkan kepala. Disikapi seperti itu, alih-alih berterimakasih, sang penjual beras malah ngomel-ngomel, dikiranya “sang sopir” tidak mau menerima ongkos karena jumlah uangnya yang kurang.
Dengan sabar, Sri Sultan mengatakan,” Pun boten sisah, Mbakyu.” Artinya: tidak usah bayar, Mbak. Tanpa menunggu jawaban dari si penjual beras, Sri Sultan lantas memacu kendaraannya ke arah keraton.namun penjual beras masih saja terus menggerutu akibat bayarannya ditolak.Kendaraan Sri Sultan sudah berlalu, namun perempuan itu tetap saja mengomel. Tanpa disadarinya sudah lama prilakunya disaksikan banyak orang yang ada di sekitarnya. Seorang polisi lantas menghampiri penjual beras itu dan memberitahu jika “sopir” yang baru diomelinya itu adalah Ngarsa Dalem.
Bukan main kagetnya penjual beras itu. Bahkan saking kagetnya, ia lantas terhuyung-huyung dan jatuh pingsan hingga dilarikan ke Rumah Sakit Kejadian itu lantas berkembang dari mulut ke mulut hingga sampai ke telinga Sri Sultan.
Setelah mendengar berita tersebut,maka beliau pun mengunjungi si penjual beras di rumah sakit
________________________________
temukan gagasan,pemikiran ,dan pesan terkait tokoh dalam teks.
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
a. Gagasan:
Gagasan utama dalam teks ini adalah tentang kesederhanaan dan kerendahan hati Sri Sultan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun ia adalah seorang raja, ia tetap merendahkan diri untuk membantu orang lain dan tidak membedakan siapa pun.
b. Pemikiran:
Pemikiran yang muncul dari teks ini adalah tentang pentingnya memiliki sikap rendah hati dan kesederhanaan dalam kehidupan, terlepas dari status sosial atau kedudukan yang dimiliki. Sikap seperti ini dapat membuat seseorang lebih mudah diterima dan dihormati oleh orang lain, serta dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat sekitar.
c. Pesan terkait tokoh dalam teks:
Pesan yang dapat diambil terkait tokoh dalam teks adalah bahwa Sri Sultan adalah sosok yang sangat menghargai nilai-nilai kebersamaan, kerendahan hati, dan kepedulian terhadap orang lain. Ia juga menunjukkan betapa pentingnya menghargai orang lain tanpa memandang status atau kedudukan mereka. Pesan ini mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menghargai keragaman dalam masyarakat.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh patrasabang97 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Thu, 08 Jun 23