Alkisah, Kerajaan Wisnuloka dipimpin oleh Dewa Wisnu. Kerajaan Wisnuloka dihuni

Berikut ini adalah pertanyaan dari fifiensamudra23 pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Alkisah, Kerajaan Wisnuloka dipimpin oleh Dewa Wisnu. Kerajaan Wisnuloka dihuni oleh para dewa dan bidadari. Salah satu bidadari itu bernama Dewi Ratih atau Dewi Bulan. Kerajaan Wisnuloka sering mendapat ancaman dari para raksasa yang bermukim di Bumi Balidwipa. Di antara para raksasa itu, yang paling menakutkan adalah Kala Rau. Ia bertubuh besar dan kekar. Wajahnya sangat menyeramkan. Ia pun sangat sakti. Kesaktiannya melebihi kesaktian beberapa dewa. Kala Rau mengancam akan menyerang Kerajaan Wisnuloka karena cintanya ditolak oleh Dewi Ratih atau Dewi Bulan. Dewa Wisnu berpikir panjang. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah membagikan tirta amerta (air kehidupan) kepada para dewa. Tirta amerta itu dapat menghindarkan para dewa dari kematian saat Kala Rau menyerang Kerajaan Wisnuloka. Dewa Wisnu lalu memberikan kendi yang berisi tirta amerta kepada para dewa. Dewa Wisnu berpesan, setiap dewa cukup minum seteguk tirta amerta. Satu demi satu dewa pun minum tirta amerta dari kendi tersebut. Mula-mula Dewa Iswara, kemudian Dewa Sambu, Brahma, Mahadewa, dan Sangkara. Ketika giliran tiba pada Dewa Kuwera, Dewa Wisnu mencium bau aneh. Dewa Wisnu merasakan sosok Dewa Kuwera mencurigakan. Kecurigaan Dewa Wisnu semakin besar setelah melihat Dewa Kuwera meneguk tirta amerta berkali-kali. Tiba-tiba Dewa Wisnu berteriak, "Kamu bukan Kuwera! Kamu raksasa Kala Rau!" Semua dewa yang mendengar teriakan Dewa Wisnu terkejut. Dewa Wisnu lalu memanah leher Dewa Kuwera palsu itu. Perlahan-lahan Dewa Kuwera berubah menjadi Kala Rau. Leher Kala Rau putus dan kepala terpisah dari badannya. Dengan segera, para dewa membuang badan Kala Rau ke bumi. Bangkai tubuh Kala Rau yang dibuang ke bumi berubah menjadi kentungan atau lesung. Sedangkan kepala Kala Rau yang terpisah dari badannya melayang-layang di angkasa. Kepala itu belum menjadi bangkai karena sempat meminum tirta amerta. Air yang diminumnya baru sampai kerongkongan. Oleh sebab itu, kepala Kala Rau masih tetap hidup. Pada suatu ketika, saat bulan purnama, kepala Kala Rau berjumpa dengan Dewi Ratih. Kepala Kala Rau lalu menghadang Dewi Ratih. "Dewi Ratih! Kamu tidak dapat menghindar dariku lagi! Kamu tidak dapat menolak cintaku. Kini kamu menjadi milikku!" kata Kala Rau kepada Dewi Ratih. Tubuh Dewi Ratih gemetar mendengar kata-kata Kala Rau. Ia tidak dapat menghindar saat kepala Kala Rau semakin mendekat dan mendekapnya. Tubuh Dewi Ratih yang cantik itu perlahan-lahan tertelan Kala Rau. Raksasa yang rakus itu mengira tubuh Dewi Ratih masuk ke perutnya. Ternyata dugaan Kala Rau salah. Sesaat kemudian, sedikit demi sedikit tubuh Dewi Ratih muncul kembali. Ketika tubuh Dewi Ratih tertelan kepala Kala Rau, Bumi Balidwipa menjadi gelap. Peristiwa tertelannya tubuh Dewi Ratih oleh Kala Rau dipercaya oleh penduduk Balidwipa sebagai penyebab terjadinya gerhana bulan. Oleh karena itu, setiap terjadi gerhana bulan penduduk beramai-ramai memukul kentungan, lesung, dan alat bunyi-bunyian lain.sinopsis dari cerita di atas​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Penjelasan:

Cerita di atas bercerita tentang ancaman yang diterima oleh Kerajaan Wisnuloka dari raksasa Kala Rau yang sangat kuat dan menyeramkan. Dewa Wisnu memberikan tirta amerta kepada para dewa untuk menghindari kematian mereka saat Kala Rau menyerang. Namun, saat Dewa Kuwera minum tirta amerta, Dewa Wisnu mencurigai keasliannya dan ternyata benar bahwa Dewa Kuwera adalah Kala Rau yang menyamar. Kala Rau kemudian dibunuh dan tubuhnya berubah menjadi kentungan atau lesung, sementara kepalanya masih hidup karena sempat meminum tirta amerta. Pada suatu malam bulan purnama, kepala Kala Rau bertemu dengan Dewi Ratih dan menyerangnya. Tubuh Dewi Ratih perlahan-lahan tertelan oleh kepala Kala Rau dan menyebabkan gerhana bulan. Oleh karena itu, penduduk Balidwipa memukul kentungan, lesung, dan alat bunyi-bunyian saat terjadi gerhana bulan sebagai upaya untuk mengusir kepala Kala Rau dan mengembalikan Dewi Ratih ke tempatnya.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Fiqriqinya dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 07 Jun 23