Unsur batin dalam puisi "Orang Lapar" karya Taufiq Ismail dapat dianalisis sebagai berikut:

1. Lapar: Lapar merupakan perasaan kelaparan yang menjadi tema utama puisi ini. Lapar digambarkan sebagai serangan yang menyerang desa, menjadi perhatian orang kampung, menjadi kegelisahan dan kekhawatiran, serta menyebabkan orang berduyun mengemis. Lapar juga dihubungkan dengan kematian, dengan menyebutkan "mayat dipanggang kemarau" dan "berjajar masuk kubur."

2. Desa dan Gunungkidul: Desa dan Gunungkidul merupakan lokasi di mana lapar terjadi dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Desa digambarkan dengan kentang yang dipanggang karena kemarau, sedangkan Gunungkidul dikaitkan dengan lapar yang berujung pada kematian.

3. Kentang dan pidato: Kentang dipanggang dan pidato menjadi gambaran konkret yang melambangkan keadaan masyarakat yang terdampak lapar. Kentang yang dipanggang menunjukkan kekeringan yang mengakibatkan kekurangan pangan, sementara pidato mencerminkan upaya menyuarakan kesulitan dan keputusasaan akibat kelaparan.

4. Risau, kesinikan, dan kekhawatiran: Unsur-unsur ini mencerminkan kegelisahan dan kecemasan yang dirasakan oleh orang-orang yang lapar. Mereka risau akan kelaparan yang melanda desa, merasakan kesinikan hati karena kesulitan hidup, dan merasa khawatir dengan kondisi yang tidak membaik.