Dulu, di negeri yang makmur dan raya,

Berkembanglah satu kerajaan penuh cinta dan bahagia.

Namun, datanglah penjajah tanpa belas kasihan,

Ingin merebut tahta dengan niat yang serakah.

Di bawah sinar mentari yang berwarna keemasan,

Dibentangkanlah tirai kegelapan dan pengkhianatan.

Penjajah yang ganas berusaha memecah belah,

Menghancurkan persaudaraan, menjauhkan kemanusiaan.

Dua kerajaan terbentuk dari pecahan yang menyakitkan,

Yang dulu bersatu, kini terbagi oleh keserakahan.

Rakyat terjebak dalam pertempuran yang tak berkesudahan,

Bertaruh nyawa dalam ambisi yang tiada henti.

Namun, meski terpecah, semangat tetap berkobar,

Di dalam dada pahlawan-pahlawan yang terus berjuang.

Mereka menatap masa depan dengan keyakinan,

Bahwa satu hari, kerajaan akan bersatu kembali dalam keadilan.

Hari-hari gelap menerpa, tetapi harapan tak pernah padam,

Melambangkan api suci yang terus membara di hati bangsa.

Kemurnian cinta dan keadilan tak bisa dipadamkan,

Waktu akan menyatukan kembali kerajaan yang terbagi ini.

Pecahan tak akan pernah sama kuat seperti kesatuan,

Keajaiban akan terjadi, persatuan akan kembali terwujud.

Maka, bangkitlah para pahlawan, perjuangkan kebenaran,

Satukan kerajaan yang terpecah, hadirkan kedamaian kembali.

Biarlah kegelapan tak lagi menguasai hati dan pikiran,

Biarlah cinta dan keadilan menjadi senjata yang tak terkalahkan.

Kita, bersama-sama, menjaga kerajaan dalam persatuan,

Mengukir kisah keabadian dalam kebersamaan yang suci dan abadi.