Jawaban:

1. Tema puisi tersebut adalah tentang kota yang kehilangan nilai-nilai keagamaan dan kehidupan yang sebenarnya, serta terperangkap dalam kesepian dan kekosongan.
2. Nada/suasananya adalah suram, penuh kekecewaan, dan kesepian.
3. Majas yang terdapat dalam puisi tersebut adalah personifikasi ("Kota yang Berpura-pura") dan metafora ("tiang-tiang besi yang berpura-pura mengucapkan iman").
4. Diksi yang digunakan adalah kata-kata yang suram dan memperlihatkan kekosongan, seperti "mimpi hitam", "terperangkap dalam keasingan", dan "kehilangan manusia".
5. Puisi tersebut termasuk jenis puisi modern dan kontemporer, yang tidak memiliki pola atau rima tetap.
6. Latar puisi adalah sebuah kota yang memperlihatkan kesibukan dan keramaian, namun sebenarnya kehilangan makna dan nilai kehidupan yang sebenarnya.
7. Makna dari puisi tersebut adalah bahwa kehilangan nilai-nilai keagamaan dan kehidupan yang sebenarnya dapat membuat sebuah kota atau masyarakat terperangkap dalam kesepian dan kekosongan, serta kehilangan arah dan tujuan hidup.
8. Amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah pentingnya menjaga nilai-nilai keagamaan dan kehidupan yang sebenarnya, serta tidak terjebak dalam kesibukan dan keramaian yang mengaburkan makna hidup.