Tragedi Kanjuruhan Malang adalah sebuah insiden yang terjadi pada tahun 2021, di mana sebuah pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya harus dihentikan karena insiden penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan terhadap pendukung Arema FC.

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari tragedi Kanjuruhan Malang tentang gas air mata antara lain:

1.Penggunaan gas air mata sebagai alat pengendalian massa harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan hanya sebagai langkah terakhir setelah upaya-upaya persuasif lainnya telah dilakukan.

2.Aparat keamanan harus dilatih dengan baik dalam menggunakan gas air mata agar dapat menghindari kerugian dan dampak buruk pada kesehatan pengguna dan orang-orang di sekitarnya.

3.Dalam situasi yang berpotensi memicu konflik, penting untuk ada koordinasi yang baik antara aparat keamanan, klub sepak bola, dan pendukung agar dapat menghindari insiden serupa terjadi di masa depan.

4.Pemerintah dan aparat keamanan harus memperhatikan hak-hak pendukung sepak bola dan menjaga keamanan dan kenyamanan mereka dalam menonton pertandingan sepak bola.

Secara keseluruhan, tragedi Kanjuruhan Malang menunjukkan betapa pentingnya penggunaan kekuatan oleh aparat keamanan harus dilakukan dengan hati-hati dan proporsional. Insiden ini juga menunjukkan bahwa terdapat ruang untuk meningkatkan koordinasi antara aparat keamanan, klub sepak bola, dan pendukung demi mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.