Berikut ini adalah pertanyaan dari abudorasaid pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Pada masa pendudukan Jepang. I Gusti Ngurah Rai bekerja sebagai pegawai Mitsui Hussan Kaisya, perusahaan yang bergerak di bidang pembelian padi rakyat. Ia tidak bergabung dengan laskar kemiliteran bentukan Jepang, tetapi menghimpun pemuda-pemuda Bali dalam Gerakan Anti Fasis (GAF). Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Badan Keamanan Rakyat (BKR) berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan I Gusti Ngurah Rai ditunjuk sebagai Komandan TKR Wilayah Sunda Kecil (meliputi Bali dan Nusa Tenggara). Sebagai Komandan TKR Sunda Kecil, Ngurah Rai merasa perlu untuk melakukan konsolidasi dengan pimpinan TKR pusat yang saat itu bermarkas di Yogyakarta. Sampai di Yogyakarta, Ngurah Rai dilantik menjadi Komandan Resimen Sunda Kecil berpangkat letnan kolonel.
Kembali dari Yogyakarta dengan bantuan persenjataan, Ngurah Rai mendapati bahwa Belanda telah menduduki Bali dengan memengaruhi raja-raja Bali. Bersama Ciung Wanara, pasukan kecil yang dibentuknya, Ngurah Rai pada tanggal 18 November 1946 menyerang Tabanan dan berhasil membuat satu datasemen Belanda. bersenjata lengkap menyerah. Pertempuran tersebut dilatarbelakangi dengan kekecewaan Ngurah Rai atas hasil dari perjanjian Linggarjati antara Belanda dan pemerintah Indonesia. Dalam perjanjian tersebut, pemerintah Belanda mengakui kekuasaan Indonesia yang meliputi Pulau Jawa, Madura, dan Sumatra. Akan tetapi, Bali hanya diakui menjadi bagian dari negara Indonesia Timur buatan Belanda.
Kekalahan di pertempuran tersebut memicu Belanda untuk membalas dengan mengerahkan seluruh kekuatannya yang ada di Pulau Bali dan Lombok. Sebanyak kurang lebih 2.000 pasukan bersenjata lengkap dan sejumlah pesawat terbang. Belanda pun menyerang Ngurah Rai dan pasukan kecilnya. Dalam pertempuran tersebut, pertahanan demi pertahanan yang dibentuk Ngurah Rai hancur. Di Desa Margarana, pertahanan terakhir Ciung Wanara, Ngurah Rai dan pasukannya berhasil dikalahkan. Perang tersebut akhirnya dikenal dengan Perang Puputan Margarana karena sebelum gugur Ngurah Rai sempat meneriakkan kata puputan yang berarti perang habis-habisan sampai mati. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 20 November 1946.
Berkat jasanya tersebut, Ngurah Rai mendapatkan gelar Bintang Mahaputra dan dinaikkan pangkatnya menjadi Brigjen TNI (anumerta). Tak hanya itu, ia juga mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 63/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975. Nama I Gusti Ngurah Rai juga dijadikan sebagai nama bandara dan nama jalan utama di Bali serta gambarnya tertera di uang pecahan lima puluh ribu rupiah. Ada pula acara tahunan yang diselenggarakan setiap 20 November sebagai momen mengingat sejarah Puputan Margarana.
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Paragraf 1:
Gagasan utama: Biografi I Gusti Ngurah Rai, keturunan bangsawan yang tertarik dengan dunia militer.
Kalimat utama: I Gusti Ngurah Rai lahir di Badung, Bali, 30 Januari 1917 dan merupakan keturunan bangsawan.
Jenis paragraf: Deskriptif.
Paragraf 2:
Gagasan utama: I Gusti Ngurah Rai tidak bergabung dengan laskar kemiliteran bentukan Jepang, melainkan menghimpun pemuda-pemuda Bali dalam Gerakan Anti Fasis (GAF).
Kalimat utama: Pada masa pendudukan Jepang, I Gusti Ngurah Rai bekerja sebagai pegawai Mitsui Hussan Kaisya dan menghimpun pemuda-pemuda Bali dalam Gerakan Anti Fasis (GAF).
Jenis paragraf: Deduktif.
Paragraf 3:
Gagasan utama: Ngurah Rai dan pasukan kecilnya menyerang Tabanan dan berhasil membuat satu datasemen Belanda bersenjata lengkap menyerah.
Kalimat utama: Bersama Ciung Wanara, pasukan kecil yang dibentuknya, Ngurah Rai pada tanggal 18 November 1946 menyerang Tabanan dan berhasil membuat satu datasemen Belanda bersenjata lengkap menyerah.
Jenis paragraf: Deduktif.
Paragraf 4:
Gagasan utama: Belanda menyerang Ngurah Rai dan pasukannya setelah kekalahan di pertempuran Tabanan.
Kalimat utama: Kekalahan di pertempuran tersebut memicu Belanda untuk membalas dengan mengerahkan seluruh kekuatannya yang ada di Pulau Bali dan Lombok.
Jenis paragraf: Deduktif.
Paragraf 5:
Gagasan utama: Ngurah Rai gugur dalam perang Puputan Margarana.
Kalimat utama: Di Desa Margarana, pertahanan terakhir Ciung Wanara, Ngurah Rai dan pasukannya berhasil dikalahkan dan perang tersebut akhirnya dikenal dengan Perang Puputan Margarana karena sebelum gugur Ngurah Rai sempat meneriakkan kata puputan yang berarti perang habis-habisan sampai mati.
Jenis paragraf: Deduktif.
Paragraf 6:
Gagasan utama: Penghargaan yang diterima Ngurah Rai atas jasanya.
Kalimat utama: Berkat jasanya tersebut, Ngurah Rai mendapatkan gelar Bintang Mahaputra dan dinaikkan pangkatnya menjadi Brigjen TNI (anumerta), serta mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dan berbagai penghargaan lainnya.
Jenis paragraf: Induktif.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh VipConect dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Thu, 18 May 23