Berikut ini adalah pertanyaan dari imamahmadmuran pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Diksi, majas, pengimajian, kata konkret, dan kata konotatif dalam puisi "Sungai Batu" oleh Nenden Lilis Aisyah sangat kaya dan menunjukkan keahlian penulis dalam mengolah bahasa.
Diksi, majas, pengimajian, kata konkret, dan kata konotatif dalam puisi "Sungai Batu" oleh Nenden Lilis Aisyah sangat kaya dan menunjukkan keahlian penulis dalam mengolah bahasa.Dalam puisi ini, diksi yang digunakan cukup sederhana namun memiliki makna yang dalam. Kata-kata seperti "tubuhku tanah", "menanam benih", dan "desahmu" menggambarkan proses bercocok tanam di atas tanah yang subur, sementara kata-kata seperti "sungai kering berbatu" dan "batu pun tak apa-apa" menggambarkan keadaan yang penuh kesulitan dan kekurangan.
Diksi, majas, pengimajian, kata konkret, dan kata konotatif dalam puisi "Sungai Batu" oleh Nenden Lilis Aisyah sangat kaya dan menunjukkan keahlian penulis dalam mengolah bahasa.Dalam puisi ini, diksi yang digunakan cukup sederhana namun memiliki makna yang dalam. Kata-kata seperti "tubuhku tanah", "menanam benih", dan "desahmu" menggambarkan proses bercocok tanam di atas tanah yang subur, sementara kata-kata seperti "sungai kering berbatu" dan "batu pun tak apa-apa" menggambarkan keadaan yang penuh kesulitan dan kekurangan.Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah metafora, di mana sang penulis menggunakan kata-kata seperti "dadaku tinggal sungai kering berbatu" untuk menggambarkan keadaan kekurangan yang dialaminya. Penggunaan kata-kata ini memberikan pengimajian yang jelas bagi pembaca tentang kondisi sang penulis.
Diksi, majas, pengimajian, kata konkret, dan kata konotatif dalam puisi "Sungai Batu" oleh Nenden Lilis Aisyah sangat kaya dan menunjukkan keahlian penulis dalam mengolah bahasa.Dalam puisi ini, diksi yang digunakan cukup sederhana namun memiliki makna yang dalam. Kata-kata seperti "tubuhku tanah", "menanam benih", dan "desahmu" menggambarkan proses bercocok tanam di atas tanah yang subur, sementara kata-kata seperti "sungai kering berbatu" dan "batu pun tak apa-apa" menggambarkan keadaan yang penuh kesulitan dan kekurangan.Majas yang digunakan dalam puisi ini adalah metafora, di mana sang penulis menggunakan kata-kata seperti "dadaku tinggal sungai kering berbatu" untuk menggambarkan keadaan kekurangan yang dialaminya. Penggunaan kata-kata ini memberikan pengimajian yang jelas bagi pembaca tentang kondisi sang penulis.Penulis juga menggunakan kata konkret seperti "batu" untuk menunjukkan bahwa bahkan barang yang tampaknya sepele sekalipun dapat memiliki arti yang besar bagi seseorang yang kekurangan. Kata-kata seperti "ambilkah batuku" memberikan konotasi bahwa batu tersebut memiliki nilai yang tinggi bagi orang lain, meskipun sebenarnya tidak memiliki nilai bagi sang penulis.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh AssadaKoshi dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 07 Aug 23