Jawaban:

  Pentingnya Sahabat

Budi adalah siswa kelas 9 SMP yang memiliki 2 orang adik. Orangtuanya meninggal karena kecelakaan sejak Rini, adiknya yang terkhir berusia 1 tahun. Bimo adiknya, sekarang kelas 3 SD. Mereka tinggal bersama neneknya di kampung.

Setiap hari Budi dan adiknya menjual makanan yang dititipkan tetangganya ke sekolah. Mereka mendapat untung bersih maksimal 30.000 per hari. Setelah pulang sekolah, Bimo dan Rini berkebun di halaman rumah untuk dikonsumsi. Sedangkan Budi membantu neneknya di sawah.

Besok adalah hari ulang tahun Rini. Budi tahu bahwa Rini sangat menginginkan kue dan es krim. Bahkan Rini belum pernah mencobanya selain pemberian temanya. Budi sangat ingin memenuhi keinginan adiknya, meskipun Ia bahkan tidak memiliki uang untuk membeli buku yang dibutuhkanya.

Hari ulang tahun Rinipun tiba. Adiknya terlihat begitu berharap dari Budi. Neneknya hanya membuatkan nasi goreng untuk mereka. Namun itu bukanlah keinginan Rini. Akhirnya Rinipun menjadi murung sepanjang hari. Budi bersikap seolah itu hal biasa.

Keesokan harinya, saat ingin mengantar adiknya sekolah, Bimo berkata bahwa tubuh Rini sangat panas. Hal itu membuat Budi cemas. Budi berpesan agar berita ini tidak sampai ke neneknya. Kedua adiknya hanya mengangguk. Ia mengantar Bimo dan meninggalkan Rini di atas tempat tidur.

Sesampainya di sekolah, Budi meminjam uang dari Udin, sahabatnya. Ia bercerita tentang apa yang dialaminya. Udin pun memberikan uangnya ke Budi.

Setelah dibelikan kue & es krim, kesehatan Rini pun langsung membaik. Apalagi dengan kedatangan Udin untuk merayakan. Adiknya kini menjadi sangat senang. Ia menangis sambil memeluk kakaknya.

Setelah selesai, di luar rumah, Udin berkata. "Hai Bud, katamu kita ini sahabat. Aku selalu berbagi kebahagiaan & kesedihanku. Tapi engkau masih tidak ingin menceritakan masalahmu padaku. Kalau sudah parah, barulah kau cerita. Aku akan membantumu Bud, ceritakan saja agar lega." Begitu ucap Udin. "Baik Din, terimakasih banyak." Balas Budi. Merekapun menjadi lebih akrab dari sebelumnya.

Pembahasan :

Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek.

Struktur cerpen :

Abstrak, berisi gambaran umum cerita dan pengenalan tokoh.

Dalam cerita tersebut :  Budi adalah siswa kelas 9 SMP yang memiliki 2 orang adik. Orangtuanya meninggal karena kecelakaan sejak Rini, adiknya yang terkhir berusia 1 tahun. Bimo adiknya, sekarang kelas 3 SD. Mereka tinggal bersama neneknya di kampung.

Orientasi, berisi pengenalan waktu, tempat, suasana.

Dalam cerita tersebut : Setiap hari Budi dan adiknya menjual makanan yang dititipkan tetangganya ke sekolah. Mereka mendapat untung bersih maksimal 30.000 per hari. Setelah pulang sekolah, Bimo dan Rini berkebun di halaman rumah untuk dikonsumsi. Sedangkan Budi membantu neneknya di sawah.

Komplikasi, berisi masalah yang dialami tokoh.

Dalam cerita tersebut : Hari ulang tahun Rinipun tiba. Adiknya terlihat begitu berharap dari Budi. Neneknya hanya membuatkan nasi goreng untuk mereka. Namun itu bukanlah keinginan Rini. Akhirnya Rinipun menjadi murung sepanjang hari. Budi bersikap seolah itu hal biasa.

Evaluasi, berisi puncak masalah.

Dalam cerita tersebut : Keesokan harinya, saat ingin mengantar adiknya sekolah, Bimo berkata bahwa tubuh Rini sangat panas. Hal itu membuat Budi cemas. Budi berpesan agar berita ini tidak sampai ke neneknya. Kedua adiknya hanya mengangguk. Ia mengantar Bimo dan meninggalkan Rini di atas tempat tidur.

Resolusi, berisi penyelesaian masalah yang dialami tokoh.

Dalam cerita tersebut : Sesampainya di sekolah, Budi meminjam uang dari Udin, sahabatnya. Ia bercerita tentang apa yang dialaminya. Udin pun memberikan uangnya ke Budi.

Setelah dibelikan kue & es krim, kesehatan Rini pun langsung membaik. Apalagi dengan kedatangan Udin untuk merayakan. Adiknya kini menjadi sangat senang. Ia menangis sambil memeluk kakaknya.

Koda, penutup yang berisi amanat atau kesimpulan cerpen.

Dalam cerita tersebut : Setelah selesai, di luar rumah, Udin berkata. "Hai Bud, katamu kita ini sahabat. Aku selalu berbagi kebahagiaan & kesedihanku. Tapi engkau masih tidak ingin menceritakan masalahmu padaku. Kalau sudah parah, barulah kau cerita. Aku akan membantumu Bud, ceritakan saja agar lega." Begitu ucap Udin. "Baik Din, terimakasih banyak." Balas Budi. Merekapun menjadi lebih akrab dari sebelumnya.