Jawaban: Fenomena dalam kajian fonetik yang Anda maksud disebut sebagai alofoni. Alofoni adalah variasi fonetik dari sebuah fonem dalam suatu bahasa yang terdapat pada posisi atau konteks tertentu, namun tidak mempengaruhi makna dari kata tersebut.

Contohnya dalam bahasa Inggris, fonem /t/ memiliki alofoni [tʰ] dan [t] tergantung pada posisinya dalam kata. Jika /t/ berada di awal kata atau di awal suku kata yang dipisahkan oleh spasi, maka ia diucapkan dengan aspirasi dan diwakili oleh alofoni [tʰ], misalnya pada kata "take" [teɪk]. Namun, jika /t/ berada di antara dua vokal atau di akhir kata, maka ia diucapkan tanpa aspirasi dan diwakili oleh alofoni [t], seperti pada kata "city" [ˈsɪti].

Alofoni juga terdapat dalam bahasa Indonesia, seperti pada fonem /k/ yang memiliki alofoni [k] dan [ɡ] tergantung pada posisinya dalam kata. Jika /k/ berada di awal kata atau di awal suku kata yang dipisahkan oleh spasi, maka ia diwakili oleh alofoni [k], seperti pada kata "kucing" [kuˈtʃiŋ]. Namun, jika /k/ berada di antara dua vokal, maka ia diwakili oleh alofoni [ɡ], seperti pada kata "buku" [ˈbuɡu].

Perbedaan alofoni ini tidak mempengaruhi makna kata tersebut, sehingga alofoni sering diabaikan dalam kajian tata bahasa, namun tetap penting untuk dipelajari dalam kajian fonetik untuk memahami variasi bunyi yang terjadi dalam sebuah bahasa.